Dialog Presiden Joko Widodo dengan Wartawan Kepresidenan, 2 Desember 2019, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Desember 2019
Kategori: Dialog
Dibaca: 2.198 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Makan dulu atau tanya dulu?
Silakan, ada yang bertanya tapi boleh saya enggak menjawab, gitu ya. Jangan semua pertanyaan harus saya jawab, dong.

Wartawan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh.

Presiden
Wa’alaikumsalam.

Wartawan
Saya Agus Pak, dari Vivanews.com. Mungkin satu saja Pak, terkait dengan Dewan Pengawas KPK, yang bulan Desember akan dilantik bersama komisioner yang baru. Apakah semua sudah selesai Pak? Apakah susunan anggota Dewas-nya sudah selesai dan kriteria seperti apa kira-kira yang Bapak tentukan hingga kemudian menentukan lima anggota Dewas itu. Karena di luar juga pasti banyak persinggungan soal apakah mereka bisa independen atau tidak. Mungkin itu, Pak. Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya nanti dilihat figur-figurnya lah. Kita kan ini masih dalam proses penyaringan oleh tim internal di Setneg. Jadi belum pada proses finalisasi, masih masukan-masukan yang sangat banyak. Tetapi yang jelas kita ingin memilih yang terbaik, yang tentu saja memiliki track record yang baik, integritas yang baik dan memiliki pengalaman di bidang-bidang hukum pidana. Juga mungkin yang berkaitan dengan audit pemeriksaan misalnya, audit pemeriksaan untuk sebuah pengelolaan keuangan, ini penting. Kemudian apa lagi… Ya, itu. Ini masih proses, masih proses berjalan, belum final. Kan masih tanggal dua puluh-an kan?

Wartawan
Pak, saya dari Ican, dari Kompas.com Pak. Terkait Munas Golkar yang akan digelar besok Pak, mungkin harapan Bapak apa? Ini kan sudah, selain Pak Airlangga dan Pak Bamsoet sudah dan beberapa calon lain yang menyatakan maju. Karena selama ini ada isu kalau Bapak menginginkan Pak Airlangga aklamasi, terus ada Menteri Pak Pratikno juga katanya terlibat mengumpulkan DPD, mungkin bisa sekaligus diklarifikasi di forum ini Pak. Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak lah. Gini, jadi itu urusan internal Golkar, urusan internal Golkar. Munas itu urusan internal Golkar. Dan sebagai partai besar, partai yang memiliki pengalaman yang panjang dalam berpolitik saya kira enggak mungkin lah bisa diintervensi oleh menteri, diintervensi dari eksternal. Saya kira itu hanya isu-isu yang biasa dalam politik. Kalau Mensesneg bisa intervensi ke Golkar ya jagoan benar Mensesneg.

Menteri Sekretaris Negara (Pratikno)
Kenal satu pun DPD enggak, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini coba, dengar sendiri, kenal satu DPD pun enggak. Atau Seskab, apa urusannya dengan ini Munas Golkar? Itu urusan internal partai. Kalau saya, saya mengundang ya saya undang terbuka kayak dulu. DPD undang, terbuka, kita ya berbicara mengenai kenegaraan. Kalau urusan Munas ya urusan internal Golkar. Ya kalau misalnya ada Menteri Pak Luhut, ya memang Pak Luhut kan Golkar, atau Pak Agus Gumiwang kan Golkar, atau Pak Zainudin Amali, kan Golkar.

Saya kira biarkan lah Golkar secara demokratis menentukan arah ke depan pimpinannya.

Wartawan
Iya, Pak. Saya Fatra Pak ,dari JPPN.com

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dan kita tahu, sebagai partai besar penting sekali Golkar dalam menjaga stabilitas politik nasional, juga ikut berkontribusi besar dalam pembangunan nasional kita.

Wartawan
Ya, Pak. Saya Fatra Pak, dari JPPN.com, Pak. Pengin tahu update soal pemekaran Papua yang sebelumnya juga pernah Bapak sampaikan. Dan kemarin sih, baru-baru ini sudah ada RDP juga di Komisi II DPR dengan Tim Usulan Pembentukan Papua Tengah. Mungkin ada juga dengan calon provinsi lain. Nah, ini seperti apa konkretnya, Pak? Dari pemerintah apakah sudah ada kajian berapa yang akan dimekarkan terlebih dahulu. Itu saja, Pak. Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekali lagi, sampai saat ini urusan pemekaran itu masih moratorium tetapi kalau ada aspirasi-aspirasi dari bawah, misalnya di Provinsi Papua baik itu dari Papua selatan, Papua tengah, di pegunungan tengah, saya kira ya silakan. Wong namanya aspirasi dari bawah, silakan. Tapi sekali lagi sampai saat ini kita masih moratorium.

Dan kemarin saya mendapatkan informasi dari Mendagri bahwa aspirasi-aspirasi itu sudah disampaikan kepada Menteri Dalam negeri. Ya kita terima. Nanti tentu saja ada kajian-kajian dan perhitungan-perhitungan yang mendalam dalam rangka untuk kebaikan bersama, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan Papua.

Wartawan
Selamat siang, Pak Presiden. Saya Yodi Pak, dari Bisnis Indonesia. Mau tanya khusus soal ekonomi, Pak.

Yang pertama, soal pertumbuhan ekonomi sama CAD (Current Account Deficit) Pak. Kan kemarin Pak Presiden sempat bilang kalau pertumbuhan ekonomi kita tahun ini sekitar 5,04 sampai 5,05, nah kalau untuk tahun depan sendiri Pak, langkah konkret dari pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap di lima persen caranya seperti apa Pak? Dan apakah perkiraannya bisa tumbuh di bawah 5,3 seperti yang ditargetkan pemerintah?

Dan kemudian juga Bapak sempat menyampaikan soal CAD yang ini adalah masalah yang sangat krusial buat ekonomi kita yang selama puluhan tahun tidak selesai dan Pak Presiden sempat bilang empat tahun bisa diselesaikan. Langkah konkretnya seperti apa?

Dan yang terakhir untuk kasus ini Pak, di BUMN itu sekarang ada kasus Jiwasraya Pak. Itu kasusnya dia hampir default. Nah apa arahan dan langkah konkret dari Pak Presiden untuk menyelesaikan kasus di Jiwasraya dan mungkin juga BUMN-BUMN lainnya Pak?

Terima kasih banyak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya itu perhitungan mengenai growth (pertumbuhan) ekonomi kita itu masih nantilah setelah awal Januari. Tetapi kan kita ini memperkirakan, bukan memastikan, memperkirakan akan tumbuh 5,04 atau 5,05, kurang lebih, tetapi bisa saja nanti bisa di atas itu, bisa saja juga di bawah itu. Tetapi yang paling penting kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain yang sekarang ini hampir semuanya turun, kita ya patut bersyukur bahwa masih diberi angka pertumbuhan ekonomi di atas lima. Tetapi memang untuk 2020 juga bukan sesuatu yang mudah mempertahankan angka itu, meskipun kita tahu target kita di atas angka 5,3.

Kuncinya itu hanya ada di investasi. Kalau pertumbuhan investasi itu bisa mengalami kenaikan yang drastis, nah itu baru kita angka 5,3 itu akan bisa ketemu. Karena kalau kita ingin menaikkan ekspor padahal pasarnya/market-nya semuanya baru turun kan sangat sulit. Tetapi kalau yang namanya investasi itu memang peluang besarnya sebetulnya ada, tetapi tinggal tergantung bagaimana penanganan di lapangan.

Yang berkaitan, misalnya: satu, penyelesaian perizinan yang cepat. Ini sekarang kita list, mana ada daftar perusahaan mana yang masih dalam proses perizinan yang terhambat. Satu-satu kita selesaikan sekarang, sudah. Kita memang kerja lebih detail seperti itu. Ada masalah yang kedua, pembebasan lahan, mana? Di mana? Nah, ini selesaikan. Yang berkaitan dengan pemerintah daerah selesaikan dengan pemerintah daerah, yang berkaitan dengan kementerian segera hari itu juga selesaikan. Banyak hal seperti itu yang akan kita selesaikan satu per satu.

Dalam rangka apa sih investasi ini? Hanya satu, dalam rangka penciptaan lapangan kerja, cipta lapangan kerja. Kemudian juga mulai kita arahkan investasi ini juga akan bisa mengait dengan usaha kecil, usaha menengah yang ada di daerah. Sudah saya pesankan betul agar mereka menggandeng pengusaha kecil, pengusaha menengah yang ada di sekitar investasi itu.

Kemudian problem kita memang bertahun-tahun masalah current account deficit, masalah defisit perdagangan yang enggak bisa selesai-selesai. Karena apa? Kita tahu yang namanya impor minyak, impor gas kita ini gede banget. Padahal kita juga memiliki sumur-sumur minyak yang bisa berproduksi ditingkatkan. Mestinya produksinya ditingkatkan, kalau betul-betul kurang baru impor, bukan menggantungkan terus pada impor dan lifting produksi minyak kita turun terus. Ya enggak akan rampung-rampung.

Yang kedua, juga yang berkaitan dengan substitusi impor. Ya kalau barang-barang impor itu bisa diproduksi dalam negeri, kenapa harus kita impor? Ya contoh tadi, minyak dan pembangunan kilang minyaknya refinery-nya. Kenapa enggak, sudah tiga puluh tahun lebih kita enggak bangun satu kilang pun? Lha kalau ini kilang dibangun itu ada turunannya nanti: petrochemical ini bisa langsung larinya ke mana-mana. Masa kita masih impor petrokimia padahal kesempatan untuk membikin itu terbuka lebar dan tidak dikerjakan, ini ada apa? Ini mau kita selesaikan ini. Ini gede banget ini, kalau bisa menyelesaikan refinery, kemudian akan impor-impor petrokimianya akan langsung anjlok turun.

Yang kedua, juga yang berkaitan dengan B20, B30, kemudian B50, dan seterusnya. Kalau ini betul-betul kita konsisten bisa menyelesaikan ini, artinya betul-betul ini dipakai di dalam negeri, yang pertama harga kelapa sawit kita, CPO kita akan naik, yang kedua impor kita juga akan turun, karena ada barang substitusinya, yaitu B20, B30, B50. Kenapa ini enggak bisa dikerjakan bertahun-tahun? Ya karena masih banyak yang senang impor minyak. Gampang, menyelesaikan masalah dengan impor paling mudah, untungnya juga gede, bisa dibagi-bagi ke mana-mana. Ya kita blak-blakan saja, memang kejadiannya seperti itu. Sehingga kalau tadi bisa diselesaikan, current account deficit kita akan turun.

Kemudian mengenai masalah Jiwasraya, saya kira akan diselesaikan oleh Menteri BUMN. Saya sudah diberi tahu step-nya ini, ini, ini. Oke, silakan.

Wartawan
Pak Jokowi izin sebelah kanan Pak. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Fais Pak dari Tempo.

Ini melanjutkan lagi soal BUMN sedikit Pak, ini kan BUMN ini yang paling banyak perombakan nih jabatan akhir-akhir ini. Apakah itu memang permintaan Bapak kepada Pak Menteri Erick Tohir agar segera mempercepat perombakan jabatan di BUMN-BUMN ini? Itu yang pertama.

Apakah tugas ini Bapak berikan ke Pak Erick Tohir karena adanya mencium dugaan jual beli jabatan Pak, di pejabat tinggi BUMN? Itu yang kedua.

Terus yang ketiga Pak, ini kan ada rumor beberapa menteri-menteri lama dikabarkan akan menjadi bos-bos BUMN Pak, seperti Pak Rudiantara di PLN, kemudian Pak Jonan di Garuda. Nah ini apa memang sudah masuk TPA atau memang benar nama-nama itu Pak yang akan dijadikan petinggi BUMN selanjutnya Pak?

Terus yang terakhir Pak, masih soal BUMN juga Pak. Apakah nantinya jabatan-jabatan tinggi di BUMN itu akan diproyeksikan untuk mungkin relawan-relawan Bapak di Pilpres Pak.

Demikian Pak, terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Urusan BUMN, apalagi yang berkaitan dengan teknis itu urusan Menteri BUMN lah. Jangan dinaikkan ke saya. Tanyakan ke Pak Erick Tohir langsung.

Tapi yang jelas saya ingin pengelolaan, tata kelola, manajemen yang ada di BUMN diperbaiki, baik melalui perombakan-perombakan total maupun juga perbaikan-perbaikan manajemen yang ada. Saya selalu sampaikan semua aset yang dimiliki oleh BUMN harus produktif. Sudah, itu saja garis yang ingin saya sampaikan. Jangan sampai ada aset-aset yang tidak produktif sehingga mengurangi produktivitas yang ada di manajemen BUMN.

Wartawan
Pak Jokowi, izin Pak, Fahri dari Kumparan.com, Pak. Izin bertanya soal penambahan wamen nanti. Ini kan Pepres-nya sudah terbit Pak, katakanlah wamen untuk Kemenristek dan Mendikbud. Nah ini kira-kira bakal dipilih dari kalangan profesional atau dari kalangan parpol, dan kira-kira kapan itu Pak? Seperti itu.

Satu lagi Pak, soal…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum. Urusan wamen sampai saat ini belum, belum berpikir ke situ.

Wartawan
Oke. Kalau soal ini Pak…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Menterinya juga belum minta.

Wartawan
Satu lagi Pak, soal masa jabatan tiga periode ini kan ribut banget Pak di DPR. Nah ini kalau dari Pak Jokowi mau enggak sih Pak untuk tiga periode ini? Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gini ya, sejak awal sudah saya sampaikan, kan saya sampaikan bahwa saya ini produk dari pemilihan langsung sehingga saat itu waktu ada keinginan untuk amandemen, apa jawaban saya, “Apakah bisa yang namanya amandemen itu hanya dibatasi untuk urusan haluan negara? Apakah tidak melebar ke mana-mana?” Ya sekarang ini kenyataannya seperti itu kan? Ada yang lari ke Presiden dipilih oleh MPR, ada yang lari Presiden tiga periode, ada yang lari Presiden satu kali tetapi delapan tahun. Lha kan ke mana-mana, seperti yang saya sampaikan.

Jadi, lebih baik tidak usah amandemen. Ini kita konsentrasi saja ke tekanan-tekanan eksternal yang sekarang ini bukan sesuatu yang mudah untuk diselesaikan.

Ada yang omong Presiden dipilih tiga periode. Itu ada tiga, menurut saya. Satu, ingin menampar muka saya. Ya. Yang kedua, ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga, ingin menjerumuskan. Itu saja. Ini yang sejak awal saya sampaikan.

Wartawan
Baik. Pak Jokowi, izin Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya

Wartawan
Saya Edo Pak, dari CNN Indonesia TV.

Ini terkait dengan apa yang Bapak sampaikan di minggu lalu soal pemangkasan eselon III dan eselon IV. Bapak bilang akan menggantikannya dengan artificial intelligence atau robot begitu Pak. Mungkin…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Siapa yang bilang robot? Enggak ada.

Wartawan
Artificial intelligence gitu Pak, artificial intelligence. Mungkin, apakah konsep atau blueprint-nya itu sudah ada? Dan mungkin teknologi apa yang memungkinkan untuk menggantikan peran manusia di jajaran eselon III atau eselon IV yang bisa memungkinkan untuk dijalankan di pemerintahan kita gitu Pak? Terima kasih. Itu saja Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gini, jadi kita ini butuh sebuah kecepatan dalam bekerja, kita butuh sebuah kecepatan dalam memutuskan, kita butuh kecepatan dalam bertindak di lapangan, karena perubahan-perubahan sekarang ini begitu sangat cepatnya. Kita tidak ingin memotong income, memotong pendapatan dari ASN kita, ndak. Yang kita butuhkan tadi, kecepatan dalam memutuskan, kecepatan dalam membuat kebijakan, kecepatan dalam memutuskan di lapangan apabila terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat. Karena sekarang ini pemerintahan yang fleksibel itu sangat dibutuhkan sekali.

Kapal kita ini kapal besar tetapi kalau kita memiliki alat-alat, memiliki instrumen-instrumen yang membuat kita cepat dalam bertindak, memutuskan, itu akan sangat membantu sekali dalam mengelola pemerintah, mengelola negara ini.

Kita memang baru berbicara masalah tahapan, kapan, mungkin nanti sebagian eselon IV dulu, kemudian baru sebagian nanti eselon III. Dan kita ingin, karena sekarang ada AI, ada artificial intelligence yang bisa membantu kita dalam hal-hal yang bersifat teknis administrasi, bisa, mengerjakan berkaitan dengan akumulasi data, bisa, tidak manual, bisa yang berkaitan pengolahan data, bisa. Jadi ini yang mau kita kerjakan.

Tetapi ini masih proses panjang, bukan sekarang. Tetapi kita sekarang ini dalam proses persiapan-persiapan menuju ke sana sehingga birokrasi kita lebih cepat, tugas birokrasi kita menjadi lebih ringan, dan pelayanan kepada masyarakat, pelayanan publik kita, pelayanan pada dunia usaha bisa menjadi lebih cepat lagi. Arahnya ke sana. Dan saya kira semua negara nanti akan mengarahnya ke sana. Saya pastikan.

Wartawan
Pak, soal Stafsus.
(Rekaman tidak jelas)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi yang berkaitan dengan staf khusus. Yang kita inginkan itu staf khusus nanti bisa memberikan masukan-masukan untuk pembaharuan, untuk berkontribusi pada inovasi-inovasi, terutama dalam rangka kebijakan-kebijakan yang ingin kita buat.

Misalnya, contoh Kartu Pra-Kerja. Ini kemarin sudah saya sampaikan kepada mereka, “coba, Kartu Pra-Kerja nanti dikonsep, dilaksanakan seperti apa, agar gampang dikontrol, mudah dilaksanakan,” misalnya. Yang kedua, kemarin juga yang berkaitan dengan nasabah-nasabah Mekaar yang produknya macam-macam sekali. Bagaimana itu bisa di…, kemasannya bisa diperbaiki, packaging-nya diperbaiki, untuk labelling-nya diperbaiki, merknya diperbaiki, kemudian dibuatkan marketplace yang baik. saya tugaskan kepada mereka juga. Kemudian apa lagi? Oh, yang berkaitan juga dengan masalah masukkan untuk dunia Pendidikan kita seperti apa.

Kadang-kadang apa yang kita pikirkan dengan yang dipikirkan oleh staf khusus kita yang muda-muda ini sangat berbeda sekali. Tetapi, sekali lagi, dengan luas wilayah kita yang begitu sangat gede banget dengan memakai inovasi teknologi, ini akan mempermudah. Sekarang bagaimana kita mengontrol 75.000 desa sehingga seluruh kegiatan yang ada di situ bisa dikontrol dengan baik. Saya kira nanti, nanti akan muncul inovasi-inovasi yang sangat bagus dari staf khusus-staf khusus saya, karena menurut saya mereka ini bukan orang biasa.

Wartawan
Mohon Izin, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hmm?

Wartawan
Izin Pak, Umay dari Suara.com mau bertanya soal ini kan…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?

Wartawan
Saya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebentar. Hmm? Enggak, tadi?

Menteri Sekretaris Negara (Pratikno)
Tadi nanya soal FPI.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, mengenai perpanjangan. Urusan izin masa sampai Presiden, biar diurusi Menteri lah sudah, di Kementerian.

Wartawan
Pak Presiden, izin Pak, Andika dari Detikcom.

Ingin bertanya soal Stafsus juga Pak. Mas Billy Mambrasar kan sempat menjadi sorotan karena cuitannya soal frasa ‘kubu sebelah bikin megap-megap’, meski akhirnya beliau sudah minta maaf. Ini apakah ada tanggapan dari Pak Presiden? Dan mungkin apakah ada evaluasi soal etika bermedia sosial mungkin Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Namanya muda-muda ini kan ya mungkin semangatnya ya, semangatnya kan lebih dibanding yang tua-tua. Jadi kalau berbicara karena terlalu semangat ya biasalah, salah dikit-dikit kan enggak apa-apa. Anak muda masa… Dan juga sudah minta maaf. Anak muda, ini anak-anak muda umur-umur tiga puluh-an, kalau salah-salah dikit ya dimaafkan. Buat saya enggak ada masalah. Jangan belum-belum… Ini masih pada proses, baru seminggu, dua minggu sudah di-bully. Berikan ruang yang selebar-lebarnya kepada anak-anak kita ini untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang baik, untuk berinteraksi dengan masyarakat, untuk melihat negara ini lebih luas dan betapa beragamnya. Sehingga mereka nanti akan terinspirasi dan muncul ide-ide, gagasan-gagasan inovasi yang baik. Baru sehari-dua hari sudah dikomentari yang enggak-enggak.

Wartawan
Pak, Pak Jokowi, Timbul, Pak, dari Kompas. Satu saja.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terakhir.

Wartawan
Timbul dari Kompas, Pak.

Mumpung balik dari Korsel kemarin Pak Jadi salah satu kunci Korsel bisa empat dekade langsung naik dari negara paling miskin di dunia menjadi negara maju adalah R&D (research and development) karena kalau hanya mengandalkan transfer teknologi itu akan lama. Jadi mereka bikin, mengalokasikan belanja R&D begitu besar. Tahun lalu itu 4,5 persen dari PDB Pak, kita masih 0,3 persen. Nah kalau sesuai dengan visi Pak Jokowi meletakkan dasar lima tahun ke depan untuk mencapai 2035 kita keluar dari MIT (middle income trap) untuk Indonesia Maju, target Pak Jokowi di R&D itu seperti apa? Dan sudah dikeluarkan PP Pak, oleh Pak Jokowi, tapi apalagi Pak yang akan didorong?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya kira ini satu-satu ya. Negara ini harus fokus satu-satu, enggak bisa semuanya kita kerjakan. Korea pun dulu juga satu-satu seperti itu. Infrastruktur, masuk ke sumber daya manusia, kemudian yang ketiga nanti masuk ke riset dan inovasi. Memang tahapannya seperti itu.

Dan kita sebetulnya memiliki periset-periset yang sangat banyak. Hanya memang penataan wadah ini yang perlu disinkronkan, perlu diperbaiki sehingga setiap hasil riset itu bisa diimplementasikan untuk kemanfaatan di masyarakat, untuk kemanfaatan di industri, untuk kemanfaatan di dunia usaha. Semuanya bermanfaat.

Kita memang kalau dihitung secara persentase terhadap GDP memang masih kecil banget, satu persen saja belum ada, tetapi angka yang sudah kita keluarkan juga bukan angka yang kecil, Rp26 triliun per tahun. Saya selalu tanya hasilnya mana? Jangan hanya menjadi laporan-laporan penelitian saja, ndak. Jangan. Tapi betul-betul menghasilkan sebuah hasil akhir yang berguna untuk kemanfaatan masyarakat, kemanfaatan industri-industri kecil, kemanfaatan untuk dunia usaha, kemanfaatan bagi negara. Kalau hanya Rp26 triliun hasilnya hanya laporan penelitian…

Yang ini dululah, dari anggaran yang ada ini betul-betul dimaksimalkan dulu, baru urusan penambahan anggaran. Itu saya kira nanti pada tahapan berikutnya. Tapi yang paling penting kita sekarang sudah memiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional, kita juga sudah ada Menristek sendiri, yang kita harapkan nanti rumah ini akan menjadi sebuah rumah besar bagi riset dan inovasi kita dan saat itulah mungkin anggaran baru kita larikan ke sana. Jadi satu-satu. Jangan ini kerjain, ini kerjain, ini kerjain, malah enggak netas semuanya nanti.

Wartawan
Satu lagi boleh, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan. Silakan. Silakan makan.

Dialog Terbaru