Kumulatif Surplus 12 Miliar, Nilai Transaksi Perdagangan November Surplus 0,13 Miliar Dollar AS

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Desember 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 24.060 Kali

Peti KemasTransaksi perdagangan sepanjang November 2017 mencatat surplus 0,13 miliar dollar AS. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total nilai ekspor Indonesia November 2017 mencapai 15,28 miliar dollar AS, sementara nilai impor Indonesia November 2017 mencapai 15,15 miliar dollar.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2017 mencapai 153,90 miliar dollar AS atau meningkat 17,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Adapun Nilai impor kumulatif Januari–November 2017 sebesar 14,188 miliar dollar AS atau meningkat  15,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ”kata Kepala BPS K. Suhariyanto dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (15/12) pagi.

Menurut Suhariyanto, nilai ekspor November 2017 meningkat 0,26 persen dibanding ekspor Oktober 2017. Sementara dibanding November 2016 meningkat 13,18 persen. Adapun nilai impor Indonesia November 2017 naik 6,42 persen dibanding Oktober 2017, demikian  pula  jika  dibandingkan  dengan November  2016  meningkat 19,62 persen.

Secara kumulatif, lanjut Suhariyanto, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2017 mencapai 153,90 miliar dollar AS atau meningkat 17,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Sedangkan ekspor nonmigas  mencapai 139,68 miliar dollar AS atau meningkat 16,89 persen.

Menurut Kepala BPS, peningkatan terbesar ekspor nonmigas November 2017 dibanding Oktober 2017 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 152,3 juta dollar AS (8,04 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$133,5 juta dollar AS (28,55 persen).

Ekspor nonmigas November 2017 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu 2,22 miliar dollar AS, disusul Amerika Serikat 1,51 miliar dollar AS, dan Jepang 1,33 miliar dollar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 36,07 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,38 miliar dollar AS.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–November 2017 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 26,89 miliar dolar AS (17,47 persen), diikuti Jawa Timur 16,97 miliar dollar AS (11,03 persen) dan Kalimantan Timur 16,02 miliar dollar AS (10,41 persen).

Mesin dan Pesawat

Mengenai impor, Kepala BPS K. Suhariyanto mengemukakan, nilai impor Indonesia November 2017 mencapai 15,15 miliar dollar AS atau naik 6,42 persen dibanding Oktober 2017. Demikian pula jika dibandingkan November 2016 meningkat 19,62 persen.

“Impor nonmigas November 2017 mencapai 12,92 miliar dollar AS  atau naik 7,37 persen dibanding Oktober 2017, demikian pula jika dibanding November 2016 meningkat 18,05 persen,” jelas Suhariyanto.

Ia menyebutkan, impor migas November 2017 mencapai 2,23 miliar dollar AS atau naik 1,22 persen dibanding Oktober 2017 dan juga meningkat 29,56 persen dibanding November 2016.

Peningkatan impor nonmigas terbesar November 2017 dibanding Oktober 2017, menurut Suhariyanto, adalah golongan mesin dan pesawat mekanik 378,5 juta dollar AS (19,32 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan serealia sebesar 67,9 juta dollar AS (20,95 persen).

Adapun negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–November 2017, menurut Kepala BPS, ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 31,78 miliar dollar AS (26,46 persen), Jepang 13,89 miliar dollar AS (11,56 persen), dan Thailand 8,44 miliar dollar AS (7,03 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 20,37 persen, sementara dari Uni Eropa 9,32 persen.

Kepala BPS K. Suhariyanto mengemukakan, nilai impor semua golongan penggunaan barang, baik barang konsumsi, bahan baku/penolong maupun barang modal, selama Januari–November 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing 15,19 persen, 16,37 persen, dan 11,53 persen.

“Nilai impor kumulatif Januari–November 2017 sebesar 141.881,8 juta dollar AS atau meningkat 15,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelas Suhariyanto. (Humas BPS/ES)

Berita Terbaru