Peningkatan Hubungan Indonesia dengan Negara-Negara Afrika Pascakunjungan Kenegaraan Presiden RI

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 November 2023
Kategori: Opini
Dibaca: 8.029 Kali

Oleh: Lusia Novita Sari *)

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara-negara Afrika memberikan dampak positif bagi peningkatan hubungan dan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika. Pada 20-24 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo telah melakukan rangkaian kunjungan kenegaraan ke empat negara Afrika, yaitu Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan. Selain dalam rangka menghadiri 15th Brazil, Russia, India, China, and South Africa Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 yang diselenggarakan pada 23-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan, rangkaian kunjungan kenegaraan tersebut ditujukan untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Afrika, meningkatkan kerja sama energi dan sumber daya mineral (ESDM), kesehatan, dan industri strategis lainnya, serta meningkatkan outbound investment Indonesia.

Meskipun Afrika masih terasosiasikan sebagai kawasan miskin, kekeringan, rawan konflik, dan banyak wabah penyakit, Afrika merupakan salah satu tujuan pasar nontradisional yang menjanjikan untuk menggenjot ekspor Indonesia. Selain memiliki sumber daya alam yang kaya, kawasan ini juga memiliki populasi termuda dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan jumlah populasi yang diprediksi akan meningkat menjadi 2,5 miliar orang pada 2050. Berdasarkan Laporan Dwi Tahunan African Development Bank, meski sempat mengalami perlambatan ekonomi kawasan akibat pandemi COVID-19, perekonomian negara-negara Afrika tetap menunjukkan pertumbuhan positif, dan diprediksi rata-rata produk domestik bruto (PDB) riil rata-rata kawasan Afrika dapat tumbuh menjadi empat persen dalam dua tahun ke depan.

Indonesia telah memiliki hubungan diplomatik dengan 54 negara Afrika. Hubungan baik Indonesia dengan negara-negara Afrika tercatat telah terjalin sejak tahun 1946, ditandai dengan sikap politik Mesir sebagai negara Arab-Afrika pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Kedekatan hubungan Indonesia dengan negara-negara Afrika semakin erat melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan peran penting Indonesia dalam Gerakan Nonblok (GNB).

Namun demikian, sampai saat ini, kerja sama ekonomi dengan negara-negara Afrika masih belum termanfaatkan secara optimal, salah satunya ditunjukkan oleh masih kecilnya nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Afrika. Pada 2022, akumulasi nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan 54 negara mitra di kawasan Afrika mencapai 17,4 miliar Dolar Amerika Serikat/AS (ekspor senilai 7,2 miliar Dolar AS dan impor senilai 10,2 miliar Dolar AS). Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Republik Korea mencapai 24,5 miliar Dolar AS, dengan Singapura 33,8 miliar Dolar AS, dan dengan Jepang 42 miliar Dolar AS.

Belum optimalnya potensi kerja sama dimaksud salah satunya dipengaruhi jumlah Kantor Perwakilan RI di kawasan Afrika yang belum merepresentasikan besarnya kepentingan Indonesia di kawasan tersebut. Dari total 54 negara mitra di kawasan Afrika, kantor perwakilan RI baru hadir di 16 negara, serta hanya didukung satu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan. Keberadaan kantor perwakilan RI di Afrika seyogianya merupakan bagian penting dari desain kebijakan luar negeri Indonesia untuk kawasan Afrika. Sebagai perbandingan, AS memiliki 54 misi diplomatik di Afrika, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) 53 misi diplomatik, dan India 47 misi diplomatik.

Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Afrika sebagai Pemacu Hubungan Indonesia dengan Negara-Negara Afrika
Meskipun kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Afrika baru dilaksanakan di penghujung masa jabatan, hasil kunjungan kenegaraan dimaksud tentunya tetap perlu disambut dengan baik. Kunjungan kenegaraan tersebut membuktikan komitmen Indonesia terhadap pembangunan kawasan Afrika sekaligus menunjukkan bahwa Afrika penting dalam pilar kebijakan luar negeri Indonesia. Selain itu, empat negara tujuan yang dipilih juga mengindikasikan sektor strategis yang ingin dikerjasamakan lebih lanjut oleh Indonesia. Salah satu hasil yang perlu disambut baik adalah rencana penyusunan grand design hibah Indonesia ke wilayah Afrika.

Peninggalan hubungan bersejarah pasca-KAA dan GNB akan menjadi peluang bagi Indonesia dalam membangun kerja sama ekonomi di sektor industri ekstraktif dengan negara-negara Afrika, dibanding dengan negara-negara maju yang lekat dengan citra kolonial dan eksploitatif. Indonesia perlu menggunakan pendekatan yang berbeda, salah satunya dengan imbal balik menawarkan kerja sama teknik dalam pengembangan kapasitas untuk pengolahan bahan tambang.

Hasil Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Kenya
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kenya dibuka pada Juli 1979. KBRI di Nairobi dibuka pada 1982, sedangkan Kedutaan Besar Kenya di Jakarta baru dibuka pada 2021 dan diresmikan pada 2022. Secara ekonomi, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Kenya pada 2022 mencapai 507,1 juta Dolar AS (ekspor Indonesia ke Kenya senilai 475,1 juta Dolar AS dan impor Indonesia dari Kenya senilai 32 juta Dolar AS). Bagi Indonesia, Kenya merupakan mitra dagang terbesar kelima di Afrika dan lokasi sejumlah outbound investment dari Indonesia. Produk utama ekspor Indonesia ke Kenya antara lain adalah minyak sawit dan produk turunannya, produk kertas, benang tekstil, serta barang setengah jadi besi dan baja.

Pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden William Ruto 21 Agustus 2023 di Nairobi, Kenya, telah disepakati rencana pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) dan Bilateral Investment Treaty (BIT) antara Indonesia dan Kenya, serta pembentukan task force guna menindaklanjuti rencana kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Pada 12-13 September 2023, Pemerintah Kenya telah melakukan kunjungan balasan ke Indonesia melalui kunjungan Cabinet Secretary for Energy and Petroleum of Kenya didampingi CEO Geothermal Development Company yang membahas tindak lanjut kerja sama di bidang perminyakan dan geotermal.

Hasil Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Tanzania
Indonesia membuka perwakilannya di Dar es Salaam pada 1964, sementara Kedutaan Besar Tanzania di Jakarta dibuka pada September 2022 dan diresmikan pada Juni 2023. Secara ekonomi, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Tanzania pada 2022 mencapai 339,5 juta Dolar AS (ekspor Indonesia ke Tanzania senilai 276 juta Dolar AS dan impor Indonesia dari Tanzania senilai 63,5 juta Dolar AS). Produk ekspor utama Indonesia ke Tanzania, antara lain adalah minyak sawit, kertas, dan tekstil.

Pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Samia Suluhu Hassan 22 Agustus 2023 di Dar es Salaam, Tanzania, telah disepakati disusunnya PTA untuk semakin mengoptimalkan potensi perdagangan bilateral kedua negara dan BIT untuk menjamin perlindungan dan kelangsungan investasi kedua negara. Indonesia menyampaikan komitmen untuk meningkatkan investasi di Tanzania, antara lain pada spengelolaan gas alam, pembangunan sektor kesehatan, dan revitalisasi Farmer’s Agriculture and Rural Training Center di Morogoro, Tanzania. Untuk menindaklanjuti rencana kerja sama dimaksud sekaligus dalam rangka melakukan kunjungan balasan, Presiden Tanzania diagendakan akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada awal Desember 2023.

Hasil Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Mozambik
Hubungan diplomatik Indonesia dan Mozambik dimulai sejak 1991, namun demikian Kedutaan Besar Mozambik di Jakarta baru dibuka pada 1999 dan KBRI Maputo baru dibuka pada 2010. Sebelum 2010, perwakilan Indonesia di Mozambik dirangkap oleh KBRI Harare, Zimbabwe. Secara ekonomi, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Mozambik pada 2022 mencapai 182,5 juta Dolar AS (ekspor Indonesia ke Mozambik senilai 135,9 juta Dolar AS dan impor Indonesia dari Mozambik senilai 46,7 juta Dolar AS). Indonesia dan Mozambik telah memiliki PTA yang telah ditandatangani pada 2019 dan telah diratifikasi melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 90 Tahun 2021.

Pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipe Nyusi 23 Agustus 2023 di Maputo, Mozambik, telah disepakati 3 hal pokok, yaitu (i) pengoptimalan pemanfaatan PTA untuk pelaku usaha melalui kerja sama antarkamar dagang kedua negara, (ii) penyusunan BIT, dan (iii) penguatan kerja sama ketahanan kesehatan melalui pengadaan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan dari Indonesia. Untuk menindaklanjuti dan mengonkretkan rencana kerja sama tersebut, akan dibentuk task force antara Indonesia dan Mozambik.

Hasil Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Afrika Selatan
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika Selatan telah terjalin sejak 1994. Pada 17 Maret 2008, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang sudah terjalin menjadi kemitraan strategi melalui penandatanganan Joint Declaration on a Strategic Partnership for a Peaceful and Prosperous Future between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of South Africa, yang menjadikan Afrika Selatan satu-satunya negara di kawasan Afrika Subsahara yang memiliki kesepakatan kemitraan strategis dengan Indonesia.

Secara ekonomi, pada 2022 nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Afrika Selatan sebesar 3,2 miliar Dolar AS (ekspor Indonesia ke Afrika Selatan senilai 1,09 miliar Dolar AS dan impor Indonesia dari Afrika Selatan senilai 2,1 miliar Dolar AS). Dalam lima tahun terakhir tren perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan, Indonesia selalu defisit. Kondisi ini dipengaruhi penurunan nilai komoditas crude palm oil (CPO) yang merupakan produk ekspor utama Indonesia ke Afrika Selatan serta adanya peningkatan nilai dan permintaan impor besi dan baja dari Afrika Selatan ke Indonesia.

Kunjungan Presiden RI ke Afrika Selatan utamanya adalah untuk menghadiri KTT BRICS ke-15 di Sandton Convention Center, Johannesburg, pada 24 Agustus 2023 dalam rangka menyuarakan pentingnya negara-negara berkembang bersatu guna memperjuangkan hak-hak mereka. Di sela-sela KTT BRICS tersebut, Presiden RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Republik Demokrasi Kongo, yang salah satu hasilnya menyepakati penguatan kerja sama di bidang kehutanan. Untuk menindaklanjuti hasil yang disepakati dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden RI telah menyampaikan undangan kepada Presiden Republik Demokrasi Kongo untuk melakukan kunjungan ke Indonesia pada 2023. Kunjungan tersebut ditunda pelaksanaannya mengingat Republik Demokrasi Kongo akan melangsungkan Pemilihan Umum pada Januari 2024.

Tindak lanjut hasil kunjungan Presiden RI ke Afrika
Langkah yang harus dilakukan untuk menindaklanjuti kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Afrika adalah merealisasikan berbagai rencana kerja sama yang telah disepakati. Langkah ini dapat ditempuh antara lain melalui segera merampungkan penyusunan desain besar pembangunan lima tahun ke depan untuk Afrika, serta menyelesaikan negosiasi PTA dan BIT dengan negara mitra. Terkait desain besar pembangunan, evaluasi harus menjadi unsur yang dimuat dalam perencanaan. Tidak hanya evaluasi berkenaan dengan sektor dan bentuk kerja sama pembangunan yang telah dilakukan, khususnya terhadap bagaimana kerja sama pembangunan yang ditawarkan Indonesia berdampak terhadap kepentingan Indonesia dan sejauh mana bantuan yang disalurkan Indonesia dapat membantu peningkatan taraf hidup masyarakat di negara-negara Afrika. Terkait PTA dan BIT, kementerian/lembaga terkait harus melakukan identifikasi dan asesmen untuk merealisasikan berbagai rencana kerja sama dan potensi sektor strategis lainnya yang dapat dijajaki.

Langkah lain yang harus dilakukan adalah memitigasi tantangan dan kendala yang menjadi penghambat kerja sama. Pertama, mengingat selama ini terbatasnya pembiayaan ekspor, jaminan kredit, dan skema pembiayaan proyek menjadi kendala tersendiri bagi penguatan kegiatan ekonomi dengan negara-negara di Afrika, maka perlu dipikirkan ke depannya bagaimana adanya mekanisme pembiayaan alternatif kerja sama ekonomi dengan negara-negara Afrika. Kedua, mengingat saat ini jumlah Perwakilan RI di Afrika belum merepresentasikan besarnya kepentingan ekonomi Indonesia di kawasan tersebut, perlu dipertimbangkan perluasan perwakilan RI di Afrika.

Terakhir, Indonesia-Africa Forum yang rencananya diselenggarakan pada Mei 2024 perlu dipersiapkan dengan baik dan jangan sampai hanya menjadi sekadar forum pertemuan, melainkan harus memberikan hasil konkret bagi peningkatan hubungan ekonomi dengan negara-negara Afrika.

REFERENSI
African Development Bank, “Africa’s Economic Growth to Outpace Global Forecast in 2023-2024 – African Development Bank Biannual Report”, African Development Bank Group, 19 Januari 2023, https://www.afdb.org/en/news-and-events/press-releases/africas-economic-growth-outpace-global-forecast-2023-2024-african-development-bank-biannual-report-58293

BKPM, “Perkembangan Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Negara Tahun 2018 s/d 2023”, National Single Window for Investment, , https://nswi.bkpm.go.id/data_statistik

Kementerian Luar Negeri, Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Tahun 2020-2024, (Oktober 2020), hlm. 89-90, https://e-ppid.kemlu.go.id/storage/619/Renstra-Kemlu-2020-2024.pdf

Kementerian Perdagangan, “Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mitra Dagang”, Satu Data Perdagangan, https://satudata.kemendag.go.id/data-informasi/perdagangan-luar-negeri/neraca-perdagangan-dengan-mitra-dagang

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, “Bab 2: Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan”, dalam Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, hal. II.13, https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/migrasi-data-publikasi/file/RP_RKP/Dokumen%20RPJMN%202020-2024/Lampiran%201.%20Narasi%20RPJMN%202020-2024.pdf

Lusia Novita Sari, “Diplomasi Ekonomi Indonesia ke Afrika: Tantangan dan Peluang”, THC Insight No. 39 / 01 September 2023, https://www.habibiecenter.or.id/img/publication/7ff03a600fcebc2284a04cabe3e33b11.pdf

Mayowa Kuyoro, Acha Leke, Olivia White, Jonathan Woetzel, Kartik Jayaram, & Kendyll Hicks, “Reimagining Economic Growth in Africa: Turning Diversity into Opportunity”, McKinsey Global Institute Special Report, (5 Juni 2023), https://www.mckinsey.com/mgi/our-research/reimagining-economic-growth-in-africa-turning-diversity-into-opportunity#/

Ministry of External Affairs of India, “India Approves 18 African Missions, Economic Diplomacy Division, 21 Maret 2018, https://indbiz.gov.in/cabinet-approves-18-new-missions-in-africa/

Sekretariat Kabinet, “Konferensi Tingkat Tinggi Ke-15 BRICS, di Johannesburg, Afrika Selatan, 24 Agustus 2023”, 24 Agustus 2023, https://setkab.go.id/konferensi-tingkat-tinggi-ke-15-brics-di-johannesburg-afrika-selatan-24-agustus-2023-2/

Sekretariat Kabinet, “Pertemuan Bilateral antara Indonesia dan Mozambik di Kantor Presiden Mozambik, Maputo, Republik Mozambik, 23 Agustus 2023”, 24 Agustus 2023, https://setkab.go.id/pertemuan-bilateral-antara-indonesia-dan-mozambik-di-kantor-presiden-mozambik-maputo-republik-mozambik-23-agustus-2023/

Sekretariat Kabinet, “Pertemuan Bilateral antara Indonesia dan Tanzania, di Dar Es Salaam State House, Republik Persatuan Tanzania, 22 Agustus 2023”, 23 Agustus 2023, https://setkab.go.id/pertemuan-bilateral-antara-indonesia-dan-tanzania-di-dar-es-salaam-state-house-republik-persatuan-tanzania-22-agustus-2023/

Sekretariat Kabinet, “Pertemuan Bilateral antara Republik Indonesia dan Republik Kenya, di State House, Nairobi, Republik Kenya, 21 Agustus 2023”, 21 Agustus 2023, https://setkab.go.id/pertemuan-bilateral-antara-republik-indonesia-dan-republik-kenya-di-state-house-nairobi-republik-kenya-21-agustus-2023/

The Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, “Africa – Chinese Embassies,” https://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/zwjg_665342/2490_665344/2493_665350/

*) Kepala Subbidang Hubungan Bilateral Afrika dan Timur Tengah, Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional

Opini Terbaru