Pentas #PrestasiTanpaKorupsi, 9 Desember 2019, di SMK Negeri 57 Jakarta, Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Desember 2019
Kategori: Dialog
Dibaca: 585 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Anak-anak ada yang ingin tanya?

Pembawa Acara Wanita
Wah semangat banget ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ada? Ya, tapi jangan minta sepeda ya.

Pembawa Acara Wanita
Bapak, silakan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan. Mana dulu? Ini ada, ini ada, ini ada. Ya boleh, sini, ya.

Pembawa Acara Wanita
Boleh maju ke depan.

Pembawa Acara Pria
Silakan, kapan lagi sebelahan sama Presiden. Silakan.

Pembawa Acara Wanita
Sebutkan nama, dari sekolah mana, baru kasih pertanyaan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sini, tambah satu lagi.  Coba yang laki-laki, mana? Ya, boleh, maju sekalian.

Ini kalau sekolah memang pakai ini ya, jaket almamater ya?

Pelajar
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Setiap hari?

Pelajar
Hari Senin.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hari Senin. Bagus jaketnya.

Pelajar
(Tertawa)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak, serius, benar. Ini SMKN 57. Ya, silakan nama dulu.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Assalamu’alaikum.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah (nyala). Sudah.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Perkenalkan nama saya Aisyah Aulia dari SMKN 57 Jakarta dan saya dari Jurusan Tata Boga.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jurusan Tata Boga. Apa itu tata boga?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Masak, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tata boga, iya masak. Masak itu ngapain, diajari apa? Tata boga itu diajari apa saja?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Tata boga itu diajari masak yang pasti.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Terus juga kita diajari kewirausahaan.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Apa itu?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Kewirausahaan adalah suatu pelajaran yang mempelajari gimana kita bisa berusaha di bidang boga.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh gitu, oke.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Sudah ya, Pak? Habis itu….

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebentar. Tadi namanya?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Aisyah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Aisyah, panggilannya Aulia atau Aisyah?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Bapak suka yang mana? Aisyah aja.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panggilannya Aisyah. Kok suka yang mana. Ya, sekarang silakan Aulia tanya apa.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Sebelumnya terima kasih, Pak. Ini suatu kehormatan bagi saya bisa bertanya langsung.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Saya mau apresiasi juga kepada Bapak dan menteri-menteri bisa me…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
“Me” apa?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Bisa meluangkan waktu untuk kami siswa-siswi yang berada di SMK, ini adalah inovasi yang sangat jempol. Karena ini baru pertama kali di Indonesia ya, jadi terima kasih Bapak. Saya boleh panggil Pakdhe Jokowi ya? Pak Jokowi aja ya. Saya cari aman aja.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pakdhe, dapat Pakle-mu kapan? Terus, oke. Silakan.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Pak Jokowi, punten. Saya ingin bertanya Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Korupsi ini kan sebenarnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja untuk mengatasinya, kita semuanya itu sebenarnya bertanggung jawab atas ya perilaku korupsi. Terima kasih, Mas Bedu. Jadi Pak, saya sebagai siswa saya ingin bertanya, apa yang bisa saya bantu untuk menyukseskan program pemerintah sih, kalau ada, untuk mencegah korupsi sejak di dalam pendidikan sekolah?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah?

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ya, itu saja Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, ini. Jadi kesadaran kita, kesadaran kita akan antikorupsi itu harus muncul sejak dini, sejak dini. Bukan pas kita belajar di SMK, bukan pas kita belajar di SMP, bukan pas kita belajar di SD. Sejak dini harus mulai ditumbuhkan kesadaran itu. Jadi kalau ada teman-teman kita, lingkungan kita, keluarga kita melakukan hal-hal yang berkaitan tadi yang di depan sudah saya sampaikan: korupsi, kolusi, nepotisme, diingatkan. “Eh, itu salah, ini tidak benar.” Diingatkan baik-baik.

Menjadi kewajiban kita bersama. Untuk hal-hal yang kecil tadi: uang pensi, uang kas, diingatkan jangan sampai itu nanti menjadi kebiasaan, kebiasaan, kebiasaan. Pas SD mungkin uang kasnya kecil, SMP uang kasnya agak gede, pas SMA uang kasnya sudah lumayan gede, hati-hati ini uang milik bersama. Jadi mengingatkan, menyadarkan pada teman-teman kita apabila ada hal-hal kecil yang ingin dilakukan. Ini sebelum dilakukan sudah diingatkan.

Memberikan kesadaran akan antikorupsi itu yang harus kita lakukan bersama-sama. Anak-anak semuanya, para guru semuanya, masyarakat semuanya. Tidak hanya urusan pemerintah saja, bukan hanya urusan KPK saja, urusan kita semuanya. Setuju?

Hadirin
Setuju!

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gitu, Aulia.

Aisyah Aulia (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Iya. Terima kasih ya, Pakdhe.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya. Ya, ya.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebentar, belum disuruh kok sudah tergesa-gesa. Silakan disampaikan nama, kelas berapa. Diulang.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Nama saya Harley Firmansyah dari Kelas 12 Tata Boga 3, dari SMKN 57 Jakarta.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tata Boga. SMK? Oh, jdi sini. Namanya tadi siapa panggilannya?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Harley aja, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Harley? Pak Erick Thohir tertawa.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Mungkin karena kasus itu, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, karena ada kasus itu ya. Iya, Harley silakan. Sebentar, tadi apa? Tata Boga?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Diajari apa saja? Masak apa?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Masak masakan Indonesia, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa? Apa?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Misalnya itu nasi tumpeng.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nasi tumpeng.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Semur.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Semur.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Gudeg.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gudeg.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ayam taliwang, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ayam taliwang.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Terus ayam betutu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ayam betutu. Ayam taliwang, masaknya gimana? Bumbunya apa? Masaknya gimana?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ayam taliwang itu pakai bumbu dasar merah, Pak. Dia pakai bawang putih, bawang merah, cabe merah, tomat, terus kemiri, ketumbar. Itu dihalusin semua sampai bumbunya halus, habis itu dilumuri ke ayamnya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dilumuri ke ayam. Terus?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Bumbunya dilumuri ke ayamnya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Terus?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Habis itu kita panggang Pak ayamnya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panggang. Di apa itu? Dipanggangnya di apa?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Kalau kita pakai oven, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di oven, bukan di arang ya. Di oven. Terus?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Kan kalau di arang lama, Pak kalau di sini.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Terus jadi (ayam taliwang)?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ya, jadi (ayam taliwang). Terus biasanya pakai tambahan jeruk nipis lagi, Pak. Diperas.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Diperas. Jeruk nipis, terus sudah?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ya biasanya pakai nasi panas sama bawang goreng. Pakai nasi kan, kalau enggak pakai nasi enggak kenyang

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi pakai nasi ayam. Ayam taliwang. Ayam taliwang itu biasanya ada tambahan lagi lho sayurnya.

Hadirin
Plecing.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kangkung.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Plecing kangkung.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Plecing kangkung. Benar ya?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Ya sudah, silakan tanya apa?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Mengapa negara kita kalau mengatasi para koruptor itu tidak terlalu tegas itu lho, Pak? Maksudnya mengapa kita tidak berani mengambil tindakan kayak di luar, kayak negara-negara yang maju, korupsi dikasih hukum mati atau lainnya. Mengapa kita itu lima belas tahun, sepuluh tahun, Mengapa kita tidak mengambil hukuman tegas, hukum mati atau yang kayak-kayak gitu, Pak? Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, kalau undang-undangnya memang ada bahwa yang koruptor, yang korupsi itu dihukum mati, akan dilakukan. Karena undang-undangnya enggak ada, di undang-undang itu tidak ada bahwa yang korupsi dihukum mati. Betul Pak Menteri Hukum dan HAM?

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Yasonna Laoly)
(Rekaman tidak jelas)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Korupsi untuk hal-hal yang berkaitan dengan bencana alam dimungkinkan dihukum mati tapi selain itu tidak. Jadi gini, jadi kalau ada bencana alam, misalnya gempa ya, gempa misalnya dulu tsunami di Aceh atau gempa di NTB, kita kan ada anggaran untuk penanggulangan bencana itu. Dibawa ke sana duitnya. Nah duit itu dikorupsi, itu bisa ancamannya (hukuman mati) tapi sampai sekarang kan belum pernah ada. Ancamannya bisa hukuman mati. Tapi di luar bencana memang di undang-undang kita belum ada.

Yang sudah ada saja belum pernah diputuskan hukuman mati, itu belum pernah untuk korupsi. Jadi memang undang-undangnya yang belum ada. Undang-undangnya adapun, belum tentu juga diberikan ancaman hukuman mati. Sudah?

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Sudah, Pak. Jelas.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Tetapi apapun yang namanya korupsi baik yang untuk bencana, baik yang besar, baik yang sedang, baik yang kecil itu sama saja. Namanya juga korupsi. Tidak boleh, tidak boleh.

Memang pemerintah sekarang ini dalam proses membangun sebuah sistem, membuat pagar-pagar agar pejabat-pejabat yang ada itu tidak bisa melakukan korupsi. Membangun sistem, yang dibangun adalah sistemnya agar baik semuanya, agar pagarnya ini bisa menghilangkan korupsi yang ada di negara kita. Tapi apapun, memang semuanya memerlukan proses. Negara-negara lain pun juga memerlukan proses. Ini bukan barang yang gampang untuk ditangani. Tetapi yakinlah bahwa kita semuanya, pemerintah, KPK, semuanya akan terus berupaya untuk mengurangi, menghilangkan korupsi di negara kita.

Saya rasa itu.

Baik. Terima kasih, terima kasih. Ya, ini, ini, ada, ini ada, ada, tadi enggak diberi sepeda tapi ini lebih bagus dari sepeda. Ini, diberi foto. Ini meskipun tadi baru lima menit di sini, fotonya sudah jadi. Namanya, namanya kerja cepat ya seperti ini.

Ya, sudah. Silakan.

Harley Firmansyah (Pelajar SMKN 57 Jakarta)
Terima kasih, Pak.

Pembawa Acara Wanita
Terima kasih kepada Aulia dan Harley. Terima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo.

Dialog Terbaru