Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat, di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, 21 Desember 2021

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Desember 2021
Kategori: Dialog
Dibaca: 901 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN beserta para menteri yang hadir. Siang hari ini hadir bersama saya Pak Menteri Sekretaris Kabinet, Pak Menteri Perindustrian, Pak Menteri Investasi;
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Kalimantan Utara beserta jajaran Forkopimda yang hadir;
Yang saya hormati Wali Kota Kota Tarakan;
Bapak-Ibu sekalian seluruh penerima sertifikat yang saya hormati.

Saya senang pada siang hari ini Bapak-Ibu semuanya telah memegang sertifikat. Ini adalah kepastian hukum hak atas tanah yang Bapak-Ibu miliki. Bapak sudah punya, sudah garap tambak, garap lahan sudah 10 tahun, 15 tahun tapi belum punya sertifikat, artinya sewaktu-waktu lahan itu bisa diberikan ke yang lain dan Bapak-Ibu sekalian enggak bisa menuntut apa-apa. Tetapi sekarang Bapak-Ibu sudah pegang yang namanya sertifikat, sehingga kepastian hukum itu ada.

Tolong diangkat, apakah semuanya memang sudah pegang sertifikat semuanya? Biar jelas. Nah, sudah semuanya berarti.

Ini yang kita harapkan, jangan sampai nanti terjadi banyak sengketa tanah. Dulu saya masuk, 2014 saya masuk ke kampung/desa, isinya ke kuping saya sengketa lahan, sengketa tanah. Isinya tetangga dengan tetangga, masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan BUMN, masyarakat dengan swasta karena enggak pegang ini. Padahal Bapak-Ibu sudah mengelolanya mungkin 20 tahun, 30 tahun tapi tidak punya ini yang namanya sertifikat.

Oleh sebab itu, tiga tahun yang lalu waktu saya naik helikopter dari atas, di sini saya melihat banyak tambak, tambak, tambak, tambak, tambak, tambak. Saya suruh cek, coba ini miliknya siapa? ‘Ada yang milik masyarakat, Pak, tapi juga banyak yang dari luar’. Saya perintahkan ke Pak Menteri saat itu di atas heli, ‘Pak, yang milik masyarakat ini segera disertifikatkan dan berikan pada mereka’.

Supaya enggak nanti tahu-tahu datang orang dari luar entah dari Jakarta, entah dari luar, tahu-tahu pegang hak guna usaha atau sertifikat hak milik. Mau apa? Enggak bisa apa-apa. Oleh sebab itu, ini pentingnya sertifikat.

Dan sampai saat ini di seluruh tanah air harusnya ada 126 juta sertifikat yang harusnya dipegang masyarakat. Tapi masih ada kurang lebih 80-an juta yang belum bersertifikat. Kenapa ini banyak sengketa, sengketa, sengketa? Karena itu.

Dalam lima tahun ini, telah kita selesaikan 25 juta sertifikat ini. Yang terdaftar sudah 41 (juta), ini tinggal membagikan. 41,4 juta sudah jadi, bagi, bagi, bagi. Tapi yang sudah terbagi 25 juta. Ini saya terima kasih kepada Kanwil BPN, Kantor BPN di kabupaten/kota yang saya dengar memang bekerja keras untuk menyelesaikan yang namanya sertifikat. Jangan sampai ada yang mengurus sertifikat sampai bertahun-tahun belum selesai. Ndak ada sekarang ini, sudah. Langsung berikan dan cepat.

Kemudian, yang kedua. Saya minta untuk tahun 2022, Pak Menteri, di Provinsi Kalimantan Utara tadi ada berapa tadi? Tolong bisa ditingkatkan 50 persen lagi, ditambah targetnya. Kalau tahun ini, berapa yang sudah dibagi? Berapa total yang satu tahun?

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Sofyan Djalil)
Di Kalimantan Utara untuk tahun ini 13.455 (sertifikat), Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tiga belas ribu?

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Sofyan Djalil)
(Sebanyak) 13.455.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
(Sebanyak) 13.555. Ya, berarti tahun depan ditambah. Berarti 13 (ribu) ditambah kira—kira tujuh ribu, berarti kurang lebih 20 ribu sertifikat harus keluar.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Sofyan Djalil)
Siap, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Setuju ndak?

Para Penerima Sertifikat Tanah
Setuju.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Atau dikurangi? Ditambah ya. Oke.
Ya sekarang urusan sertifikat selesai, sudah.

Sekarang urusan tunjuk jari. Ibu-ibu tunjuk jari yang hafal Pancasila. Ibu-ibu dulu. Kuning, tadi paling cepet tadi kelihatannya gitu.
Ibu sertifikatnya berapa meter persegi? Sertifikat berapa meter persegi ya luasnya?

Penerima Sertifikat Tanah 1
Seribu tiga ratus empat (meter persegi), Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wah gede banget itu,1.300 ya? Iya, gede banget. Rumah saya hanya 600 (meter persegi) tanahnya.
Silakan Pancasila.

Penerima Sertifikat Tanah 1
Pancasila. Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, persatuan Indonesia. Empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan. Lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan duduk, Bu. Sudah.

Ada lagi? Siapa yang bisa sebutkan, bukan Pancasila, ganti lagi. Siapa yang bisa sebutkan lima? Kita ini memiliki 17 ribu pulau, sebutkan lima saja pulau di Indonesia. Lima nama pulau Indonesia. Belakang, yang nomor dua tadi, ya.

Penerima Sertifikat Tanah 2
Assalamu’alaikum waramatullahi wabarakatuh.
Terima kasih, Pak, waktunya. Yang pertama Pulau Sebatik, yang kedua Pulau Tarakan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang gede juga enggak apa, yang gede.

Penerima Sertifikat Tanah 2
Yang ketiga Pulau Jawa, yang keempat Pulau Sumatra, yang terakhir Pulau Sadau. Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya juga enggak mengerti Pulau Sadau itu di mana. Ya silakan, tapi saya tahu ada.

Penerima Sertifikat Tanah 2
Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang ketiga, yang ketiga. Sekarang ini kita baru ada pandemi COVID-19, pandemi Coronavirus. Dan kita harus melaksanakan yang namanya 3M. Nah 3M, silakan 3M.
Ya, tadi nunjuknya ibu-ibu paling cepet tadi. 3M itu apa saja?

Penerima Sertifikat Tanah 3
Memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, Pak. Mencuci tangan dan menghindari kerumunan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, ya, sudah betul. Betul, betul. Silakan duduk.

Apa? Menunggu apa? Sepeda? Ya, tadi yang bisa menjawab dengan baik saya beri sepeda semuanya.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya tutup.
Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dialog Terbaru