Pertemuan dengan Wartawan Kepresidenan, 24 Oktober 2019,  di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Oktober 2019
Kategori: Dialog
Dibaca: 635 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jadi kemarin telah dilakukan pelantikan. Saya ingin membuka kalau ada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelantikan kemarin dan yang berkaitan dengan menteri-menteri yang ada, itu saja. Sore hari ini saya mengundang teman-teman. Silakan.

Wartawan
Pak Presiden…

Menteri Sekretaris Negara (Pratikno)
Wah, banyak. Saya pikir enggak ada yang nanya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan.

Wartawan VIVAnews (Agus)
Assalamu’alaikum, Pak. Saya Agus dari VIVAnews.

Mungkin yang pertama, pascapelantikan kemarin kan sorotannya setidaknya ada dua menteri Pak, Mendikbud dan Menteri Agama. Pak Nadiem Makarim sama Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi. Biasanya Mendikbud kan dari kalangan pendidikan atau mantan rektor dan seterusnya tapi kemarin Pak Nadiem yang ditunjuk. Mungkin kami bisa tahu apa pertimbangan Bapak. Kemudian apakah benar kabar kemarin juga akan ada wakil menteri untuk Mendikbud Pak? Kemudian soal Menteri Agama mungkin sama Pak, apa latar belakang kemudian diangkat dari purnawirawan TNI? Apakah ada wakilnya juga nanti Pak?

Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Yang pertama, Mendikbud. Kita ini memiliki 17.000 pulau, 514 kabupaten/kota yang tersebar. Jadi sekolah-sekolah yang ada, baik dari TK, SD, SMP, SMA, dan universitas itu tersebar di pulau-pulau dan di kabupaten/kota yang ada. Ada kurang lebih 300-an ribu sekolah kurang lebih, dengan kurang lebih 50-an juta pelajar-pelajar kita.

Jadi bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, memanajemeni guru yang sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Nah, kita diberi peluang, setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem, yang bisa mempermudah dan bisa membuat lompatan, membuat loncatan, sehingga hal-hal yang dulu dirasa tidak mungkin, sekarang menjadi mungkin. Oleh sebab itu, kenapa dipilih Mas Nadiem Makarim.

Beliau sudah bercerita mengenai saya, yang akan dikerjakan itu apa. Sehingga kita harapkan lompatan kualitas sumber daya manusia kita, kualitas SDM kita, nanti betul-betul akan bisa terjadi. Ada peluang besar, ada terobosan besar untuk melakukan itu. Itu kira-kira kurang lebihnya.

Wamen (wakil menteri) kalau diperlukan ya akan diberi, kalau diperlukan. Kalau itu memberikan dukungan agar kerja besar, sekali lagi ini kita mengelola sebuah negara yang besar. Jadi kalau ada wamennya dan itu memang memberikan dukungan, ya enggak apa-apa kita akan beri wamen.

Yang kedua yang pertanyaan mengenai Menteri Agama. Sejarah juga telah ada Menteri Agama dari TNI. Yang kedua, kita ingin yang berkaitan dengan radikalisme, yang berkaitan dengan intoleransi, itu betul-betul secara konkret bisa dilakukan oleh Kementerian Agama. Tapi termasuk di dalamnya adalah nanti perbaikan kualitas pelayanan haji, juga tetap akan dikerjakan oleh Pak Menteri Agama.

Jadi, ke depan kita harapkan nanti Pak Menteri Agama bisa berbicara banyak mengenai yang berkaitan dengan perdamaian, yang berkaitan dengan toleransi. Beliau memiliki pengalaman lapangan yang panjang, dan saya kira pendekatannya adalah pendekatan lunak yang baik, ya.

Mengenai juga di Kementerian Agama apakah dibutuhkan wamen atau tidak, ya kalau itu memperlancar tugas-tugas menteri akan kita beri. Kalau enggak, ya enggak.

Wartawan MetroTV (Putri)
Saya Putri dari MetroTV Pak.

Menindaklanjuti pertanyaan yang soal wamen tadi Pak, artinya wamen ini sudah didiskusikan belum sih Pak sebenarnya sama menteri-menteri yang terpilih tadi? Atau sudah ada keputusannya untuk pelantikannya itu kapan, Pak?

Apakah Bapak juga akan seperti kemarin, memanggil-memanggil satu per satu wamen-wamen atau sudah ada sebenarnya nama-namanya ini?

Terus wamen ini apakah ada masukan dari partai politik atau nantinya wamen-wamen lebih banyak dari profesional? Kan sempat juga dari Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dia meminta tiga wakil menteri, ini jadi masukan/jadi pertimbangan? Dan kriterianya wakil menteri ini sebenarnya apa saja sih, Pak?

Yang selanjutnya Pak, saya juga ingin tahu Pak, kalau memang nanti ada misalnya pelantikan wamen, konsepnya akan dilantik seperti kemarin kah dengan duduk di tangga atau ada sesuatu hal lain, Pak? Ini cukup menarik sih saya melihat, di publik pun, saya pribadi ketika melihat berbeda 2014 sama yang 2019, begitu. Kalau saya pribadi melihatnya, Bapak kan selalu semiotika. Ini di tangga apakah karena menuju untuk ke atas bersama seperti Kabinet Indonesia Maju, begitu? Ada artinya tidak sih Pak, kalau kemarin pelantikan di tangga?

Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi mengenai wamen. Jadi sebetulnya juga sudah selesai, wamen itu sudah selesai. Ada yang dari partai, ada juga yang dari profesional. Yang kita harapkan sekali lagi bahwa wamen ini betul-betul membantu menterinya.

Saya berikan contoh, misalnya di BUMN. Kalau memang menterinya membutuhkan wakil menteri sampai tiga dan itu diperlukan, kita tahu BUMN kita ada berapa? 140-an BUMN, 140-an perusahaan. Jadi kalau mengelola perusahaan sebanyak itu, perlu pengawasan, perlu dikontrol, perlu dicek. Kalau memang diperlukan itu, ya enggak apa-apa. Yang paling penting betul-betul wamen itu berfungsi betul, membantu para menteri.

Jadi kita harapkan sore hari ini sudah final semuanya dan segera dilantik. Secepatnya akan kita lantik.

Wartawan
Jumlahnya berapa, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jumlahnya, waduh belum ngitung. Nanti finalisasinya ini kira-kira malam ini.

Yang paling penting, sekali lagi, setiap wamen harus memiliki kompetensi yang mendukung kerja para menteri. Karena dari proses revaluasi yang terakhir kita tahu, misalnya kayak BUMN itu sudah memiliki aset kurang lebih Rp8.400-an triliun. Jadi kalau… Dan saya sudah pesan kepada Menteri BUMN agar ini dikelola dengan manajemen korporasi tetapi orientasinya adalah tetap untuk kepentingan rakyat, bukan hanya melulu keuntungan tetapi untuk rakyat, untuk negara.

Menteri Sekretaris Negara (Pratikno)
Di tangga lagi apa enggak? Ada usulan?

Wartawan
Kenapa waktu pelantikan di tangga?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, ya karena tidak berdiri.

Menteri Sekretaris Negara (Pratikno)
Masa di tangga pakai kursi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggaklah, saya kira kita memang duduk itu memfilosofikan rendah hati, merakyat, tapi tetap harus bekerja keras karena diumumkan dalam kondisi yang panas luar biasa. Bisa saja dikenalkan di dalam ruangan yang ber-AC, sejuk, tetapi memang kita ingin keterbukaan sehingga di tempat terbuka.

Wartawan Tempo (Friski)
Selamat siang Pak. Saya Friski dari Tempo.

Sebenarnya apa sih Pak alasan Bapak memilih Pak Terawan sebagai Menkes? Padahal kan dia ada masalah (kode) etik di masa lalu yang belum selesai. Terus rekam jejak apa sih yang membuat Pak Jokowi mau memilih Pak Terawan?

Lalu yang kedua, Jaksa Agung Pak ST Burhanuddin ini memiliki kedekatan dengan Pak TB Hasanuddin, politikus PDIP. Apakah dipilih karena kedekatan itu? Lalu apa alasan Bapak menunjuk Pak Burhanuddin menjabat sebagai Jaksa Agung?

Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang pertama mengenai Menteri Kesehatan. Menteri ini titik beratnya lebih kepada pengelolaan, lebih pada manajemen. Baik itu manajemen anggaran, baik itu manajemen personalianya yang ada di Kementerian Kesehatan, baik juga manajemen mendistribusikan anggaran agar betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sehingga menterinya harus memiliki pengalaman manajemen yang baik.

Saya melihat dr. Terawan dalam mengelola RSPAD memiliki kemampuan itu. Yang kedua, beliau juga Ketua Dokter Militer Dunia, ICMM (International Committee on Military Medicine). Jadi adalah Ketua Dokter Militer Dunia. Artinya apa? Pengalaman beliau, track record beliau tidak diragukan. Juga termasuk pengalaman di lapangan dalam menghadapi bencana dan ancaman-ancaman endemik. Karena kita ini selalu berada pada posisi bencana,  ancaman endemik itu di Indonesia masih ada.

Dan yang saya lihat waktu beberapa kali saya undang, orientasinya adalah preventif. Itu yang akan lebih dititikberatkan. Artinya, yang berkaitan dengan pola hidup yang sehat, pola makan yang sehat, olahraga yang sehat. Bukan titik beratnya pada mengurusi yang telah sakit. Jadi membuat rakyat kita sehat. Saya kira itu, ya.

Yang Jaksa Agung. Jaksa Agung kita melihat juga, pertama memang dibutuhkan orang yang dari internal, biar juga memahami hal-hal yang ada di internal Kejaksaan Agung. Kemudian Pak Jaksa Agung juga saat bertemu dengan saya menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan proses-proses perbaikan di internal dan juga yang berkaitan dengan pencegahan-pencegahan korupsi. Saya kira itu yang saya sangat tertarik.

Bahwa seseorang itu saudaranya dari partai, saya kira kita tidak boleh melihat itu. Saya menjamin Pak Jaksa Agung akan profesional dalam menjalankan tugasnya dalam penegakan hukum. Beliau adalah mantan Jaksa Agung Muda, berpengalaman. Saya lihat penampilan juga oke, tegas tapi lembut.

Sudah, kan? Sudah, saya kira sudah lah, masak semua ditanya.

Wartawan Kompas.com (Ican)
Ican dari kompas.com, Pak.

Izin mau tanya terkait pemilihan Mendagri itu kan, dipilihnya Pak Tito dari Kapolri. Itu pertimbangannya apa Pak ya Mendagri dari Kepolisian? Sementara kan ada kasus Novel Baswedan yang belum tuntas, itu kenapa Pak Tito yang dipilih?

Yang kedua, terkait pemilihan Pak Yasonna sebagai Menkumham lagi itu juga alasannya kenapa, Pak? Padahal kemarin kan ada sejumlah RUU kontroversial yang diprotes oleh masyarakat dan mahasiswa.

Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, kita tahu Pak Mendagri ini memiliki pengalaman di daerah, memiliki pengalaman yang baik, di lapangan, hubungan pada saat-saat beliau menjadi Kapolri dengan kepala daerah juga baik. Oleh sebab itu, saya tugaskan memang untuk mengawal yang berkaitan dengan cipta lapangan kerja agar investasi-investasi yang ada di daerah itu bisa berjalan dengan baik.

Kemudian juga saya sampaikan yang berkaitan dengan pelayanan, utamanya di bidang yang berkaitan dengan pelayanan publik di daerah-daerah agar bisa dikoordinasi dengan baik dengan seluruh kepala daerah yang ada sehingga tata kelola dalam pelayanan kepada dunia usaha, tata kelola pelayanan dalam dunia bisnis, dalam investasi, itu betul-betul bisa ramah, cepat, dan kita harapkan, sekali lagi, penciptaan lapangan kerja itu bisa dilakukan.

Dalam lima tahun kemarin memang pengalaman kita ada di situ itu. Banyak dunia usaha yang ingin berinvestasi baik dari lokal, dari nasional, maupun dari global, tetapi sering terhambat di sini. Saya kira tugas yang paling berat yang saya berikan di situ. Tetapi juga yang berkaitan dengan keamanan dan tertib sosial ini juga menjadi tanggung jawab Mendagri. Saya kira Pak Tito memiliki pengalaman yang baik mengenai itu.

Mengenai kasus yang ditanyakan tadi, saya kira nanti akan saya kejar kepada Kapolri yang baru agar bisa segera diselesaikan. Dan saya sudah melihat laporan yang kemarin sebelum saya angkat jadi Mendagri, kepada Pak Tito, saya kira ada perkembangan yang sangat baik yang nanti akan segera diteruskan oleh Kapolri yang baru dan segera diumumkan kalau memang sudah betul-betul selesai. Ini bukan sebuah kasus yang mudah.

Kemudian mengenai Menteri Hukum dan HAM. Saya sudah tahu Pak Menteri ini lama secara pribadi, saya sampaikan dan saya tugasi untuk memperbaiki, untuk mengoreksi apa-apa yang memang perlu diperbaiki. Tetapi tugas besar Menteri Hukum dan HAM ke depan yang saya berikan kepada Pak Menteri, kepada Pak Yasonna adalah mengenai omnibus law. Itu pekerjaan besar. Bagaimana kurang lebih 74 undang-undang itu bisa direvisi sekaligus sehingga bisa memperbaiki pelayanan-pelayanan publik yang ada, pelayanan-pelayanan terhadap dunia usaha yang ada sehingga betul-betul cipta lapangan kerja itu konkret dan bisa kita lakukan. Saya kira tugas Pak Laoly ada di situ. Termasuk juga yang berkaitan dengan perbaikan tata kelola yang ada di lapas (lembaga pemasyarakatan) itu menjadi catatan yang saya berikan dalam KPI (Key Performance Indicator).

Setiap menteri yang ada, saya beri. Saya enggak banyak memberikan tugas-tugas-tugas yang berat, 1-2-3 tapi KPI tiap menteri itu jelas. Ini, ini, ini, ini, ini. Itu saja. Ya.

Wartawan (Hendra)
Terkait komposisi kabinet Pak. Sebagai peracik kabinet Pak, di Indonesia Maju kan ada menteri milenial seperti Pak Nadiem, Pak. Sebenarnya apa sih Pak yang diharapkan? Apakah memang dibutuhkan sosok peng-ide yang baru gitu Pak? Terobosan-terobosan khususnya di kebijakan gitu Pak?

Wartawan CNBC (Chandra)
Sekalian Pak, saya Chandra CNBC Indonesia Pak.

Melanjutkan dari Hendra tadi. Agak penasaran juga sih Pak dengan komposisi menteri yang periode kedua Pak Jokowi terutama untuk di bidang ekonomi Pak. Ini hampir beberapa nama itu banyak yang enggak dikenal oleh pasar Pak, asosiasi market juga mereka kayaknya kurang tahu begitu, kayak Pak Agus Suparmanto gitu lho, itu salah satunya Pak. Ini sebenarnya atas dasar apa ya Pak pertimbangannya sampai banyak menteri ekonomi yang banyak yang enggak dikenal oleh para asosiasi gitu?

Yang kedua, mengenai ini banyak wajah baru ya Pak di kementerian Pak Jokowi periode dua ini Pak. Tapi kita tahu sendiri kondisi sekarang lagi dalam kondisi waspada, ekonomi global melambat, potensinya ke kita juga sangat besar sekali. Pak Jokowi beberapa kali seringkali menyinggung masalah ini berkali-kali, masalah investasi, ekspor, CAD (current account deficit) gitu lho Ini sebenarnya kalau Pak Jokowi sendiri melihat susunan kabinet sekarang apakah ada kekhawatiran tersendiri, Pak? Karena beberapa nama yang dari parpol itu ditempatkan di sektor-sektor ekonomi. Seperti Bappenas kita tahu dipegang oleh Pak Suharso gitu, terus ada beberapa menteri teknis, seperti Mendag dan Menperin, yang dipegang oleh Bu Ida juga salah satunya juga. Itu kira-kira bagaimana ya, Pak ya?

Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya kita ini sekarang berada pada era disrupsi, era yang sulit dihitung, era yang sulit dikalkulasi, era yang penuh risiko-risiko. Oleh sebab itu, perlu menyongsong masa depan itu perlu sebuah penguasaan data. Yang memiliki pengalaman bagaimana mengelola sebuah data sehingga bisa memprediksi masa depan akan seperti apa. Big data ini penting sekali. Kenapa tadi dipilih Mas Nadiem Makarim.

Perlu bagaimana memprediksi selera konsumen, perlu bagaimana memprediksi selera politik. Perlu memprediksi bagaimana perilaku-perilaku anak-anak muda sekarang, misalnya. Sehingga yang namanya pengelolaan dengan menggunakan internet of things, menggunakan artificial intelligence, menggunakan big data, dan lain-lainnya ini, memerlukan sebuah sosok yang memang mengerti betul, tahu betul. Dan kita memerlukan sebuah, bukan tahu, tetapi mengerti bagaimana mengimplementasikan inovasi-inovasi yang ada. Berani keluar dari kotak, berani out of the box, berani tidak rutinitas, berani tidak monoton, sehingga akan memunculkan sebuah lompatan-lompatan besar yang itu, saya melihat pengalaman dari yang muda-muda bisa mendukung ke arah itu.

Kemudian yang kedua yang berkaitan dengan tim ekonomi. Saya melihat duet antara Pak Airlangga sebagai Menko dengan Ibu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan ini yang duet ini dulu ini sudah saling mengerti, sudah saling tahu apa yang harus dikerjakan menghadapi tekanan eksternal ekonomi global yang tidak menentu, sulit diprediksi, sehingga saling pengertian ini penting sekali dalam kabinet kita. Dan saya tekankan kerja tim ini yang lebih penting, bukan kerja individu menteri, menteri, menteri, ndak. Kerjanya ini adalah kerja tim, termasuk nanti dengan menteri-menteri yang berkaitan dengan ekonomi yang lain. Juga bukan masalah fiskal tetapi masalah moneter dengan Gubernur BI, dengan Ketua OJK, dan seluruh jajarannya. Ini karena sudah mereka saling tahu dan saling mengerti. Tetapi yang paling penting juga lapangannya terkuasai dengan situasi yang tidak menentu, kemudian kita harus mengonsolidasikan, kalau yang baru ini akan lebih sulit.

Dan saya melihat selama bekerja dengan tim ekonomi yang ada itu menteri-menteri, saya melihat kompak kemudian juga saya melihat cepat mengeksekusi kalau ada keadaan-keadaan tertentu yang mendesak tetapi juga saya melihat memiliki kemampuan detail lapangan yang baik. Saya ingin yang konkret-konkret saja.

Iya, dan sesuai yang saya sampaikan di dalam pidato pelantikan, bukan hanya sent saja tetapi delivered. Itu penting sekali, sehingga betul-betul setiap anggaran, setiap kebijakan yang ada betul-betul bisa menetas.

Wartawan
Soal masuknya Gerindra, Pak? Kenapa akhirnya Pak Prabowo dipilih, Pak? Pak, terkait (Partai) Demokrat dan PAN tidak masuk, Pak? Sementara kan kita ketahui bahwa sebelumnya kan Pak Jokowi, izin, sudah bertemu dengan beberapa ketua umum partai politik bahkan di sini, sampai akhirnya Pak Prabowo yang masuk ke dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan? Mungkin ada alasan khusus di balik itu, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya kita ini ingin pengin membangun sebuah demokrasi gotong royong. Jadi perlu saya sampaikan bahwa di Indonesia ini tidak ada yang namanya oposisi kayak di negara lain. Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, ya kenapa tidak? Dan memang sistem presidensial yang kita miliki ini memang tidak kayak di luar ya, biasanya hanya ada dua partai besar. Ini ndak, meskipun dua yang berkompetisi tetapi partainya banyak.

Ini kita memang masih menuju kepada sebuah proses-proses demokrasi dalam bernegara ke depan. Saya kira proses-proses kematangan, proses-proses berdemokrasi ini memang kita semuanya masih dalam proses tapi saya melihat ini menuju ke sebuah koridor yang semakin baik ke depan.

Wartawan
Kenapa Menhan Pak, posisinya? Kenapa posisinya Menteri Pertahanan, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya memang pengalaman besar beliau ada di situ.

Dialog Terbaru