Sudah Banyak Momentum, Presiden Jokowi Sindir Pengusaha Yang Masih ‘Wait and See’

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Agustus 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 33.716 Kali
Presiden Jokowi saat menghadiri pencatatan perdana kontrak investasi kolektif di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (31/8). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi saat menghadiri pencatatan perdana kontrak investasi kolektif di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (31/8). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir para pengusaha yang masih menunda melakukan investasi di tanah air, dengan alasan masih menunggu atau wait and see. Sementara banyak momentum bagus telah diraih Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

“Yang di-wait apanya yang di-see apanya lagi, gitu loh? Wait and see, wait and see, apa lagi ini,” kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya saat memberikan sambutan pada Pencatatan Perdana Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK – EBA) Mandiri – PT Jasa Marga, Tbk. (JSMR 01) Surat Berharga Hak Atas Pendapatan Tol Jagorawi, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (31/8) pagi.

Sebelumnya Presiden mengemukakan, bahwa Bangsa Indonesia memiliki momentum-momentum sangat bagus yang harus dimanfaatkan secepat-cepatnya. “Ada momentum, banyak sekali momentum, tapi kita ini senangnya yang kayak Saracen gitu, senang yang gitu-gitu gitu loh. Momentumnya malah lupa,” ujar Presiden mengingatkan.

Ia menguraikan, yang pertama, mengenai layak investasi, sudah investment grade dari Fitch Rating, Moody’s, dan S & P. Yang kedua, lompatan sebagai negara tujuan investasi dari United Nation Conference on Trade and Development, dari 8 meloncat ke 4. “Ini momentum, menurut saya yang harus dimanfaatkan baik oleh negara, baik oleh BUMN, baik oleh swasta,” kata Presiden.

Yang ke tiga, lanjut Presiden, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya, Indonesia sekarang ini nomor 1 sesuai hasil survei OECD Gallup World Poll. “Nomor satu Indonesia, biasanya Swiss tapi sekarang Indonesia. Indonesia, Swiss, India, Luxemberg. Ini momentum gitu loh. Kok masih ada yang pesimis, itu apalagi yang dicari. Apa yang ditunggu lagi, gitu loh,” ujar Presiden.

Presiden juga menyampaikan mengenai peringkat ease of doing business, yang meningkat dari 120 ke-109, sekarang ke 91. “Ini juga kita perbaiki terus. Jangan dipikir kita sudah berhenti, tidak! Saya sampaikan pada Menteri, target saya peringkat 40, itu target jangan ditawar,” tegas Presiden seraya mempertanyakan sikap pengusaha yang masih wait and see.

Kemudian, inflasi 2015 sebesar 3,35%, 2016 jadi 3,02%, tahun ini kurang dan lebih 4, harapan masih di bawah 4. Ditambah lagi karena inflasinya terus rendah seperti ini, Bank Indonesia juga sudah menyampaikan BI 7-Day reverse repo rate 4,5. “Ini kan hal-hal yang positif semua, gitu loh. Jangan dicari yang negatifnya. Kita ini senang mencari yang negatifnya saja. Ini positif semua,” tutur Presiden.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengingatkam kembali bahwa momentum ini harus dimanfaatkan betul. Ia mewanti-wanti, jangan sampai momentum yang ada ini lewat, dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa dari momentum yang baik ini.

Perpres Percepatan

Presiden Jokowi mengakui masih banyak yang harus diperbaiki, masih banyak yang harus dibenahi. Ia juga mengakui soal kondisi ketidakpastian berusaha, dimana dirinya selalu menegur menteri-menteri kalau ada yang mengeluarkan Permen yang menyebabkan ketidakpastian.

“Langsung saya sampaikan, saya ingetin. Cabut, enggak bener ini. Selalu saya sampaikan itu,” ungkap Presiden. Kecepatan dan kemudahan berusaha, lanjut Presiden, terus akan diperbaiki dan dibenahi. Untuk itu, Presiden mengaku sudah memerintahkan hari ini diumumkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk percepatan pelaksanaan berusaha.

“Artinya, ini percepatan kemudahan dalam investasi, nanti biar diumumkan Pak Menko Ekonomi, terus kita perbaiki,” kata Presiden. Ditambahkan Presiden, kalau masih ada yang perlu diperbaiki, benahi, agar disampaikan, karena akan diperbaiki, dibenahi.

“Jadi Perpres percepatan pelaksanaan berusaha yang akan diumumkan hari ini adalah tujuannya unutk mempercepat proses perizinan, tujuannya,” kata Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo, dan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru