Sambutan Presiden RI dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung Jawa Barat 1 Juni 2016

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Juni 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 9.344 Kali
Logo-Pidato2-4Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati, Presiden Republik Indonesia ke-5, Ibu Megawati Soekarno Puteri.
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-11, Bapak Boediono.
Yang saya hormati Ketua MPR, beserta Ketua dan Pimpinan lembaga-lembaga negara, para Menteri Kabinet Kerja, para Kepala Lembaga Pemerintahan non Kementerian.
Yang saya hormati seluruh keluarga besar Bung Karno.
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Jawa Barat, beserta Wali Kota Bandung.
Hadirin sekalian yang saya muliakan.

Dalam kunjungan saya ke beberapa negara di Eropa, di Amerika Serikat, di Timur Tengah Asia, dan dalam pertemuan dengan pimpinan negara-negara besar dunia, semakin membuat saya semakin yakin, membuat saya semakin bersyukur bahwa kita mempunyai Pancasila.

Saya mencermati banyak negara di dunia termasuk negara-negara maju, saat ini sedang gelisah. Saat ini mereka sedang galau, sedang resah. Toleransi mereka terkoyak, solidaritas sosial mereka terbelah, ketertiban sosial mereka mulai terganggu. Mereka dihantui terorisme, ekstremisme, dan radikalisme. Mereka juga goyah dalam mengelola keberagaman dan perbedaan. Mereka sedang mencari-cari referensi nilai-nilai dalam menghadapi tantangan dan tatanan itu.

Hadirin sekalian,
Di tengah kegelisahan-kegelisahan negara-negara dunia tersebut dalam menghadapi tantangan dan tatanan baru ini, kita beruntung mempunyai Indonesia. Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika, Indonesia yang beragam tapi bisa menjaga toleransi dan ke-Tunggal Ika-an, Indonesia yang bisa menjadi referensi bagi negara-negara yang lain. Dan semua itu terjadi karena kita mempunyai Pancasila.

Pengakuan itu saya dengar langsung dari pimpinan-pimpinan negara-negara besar dunia. Ketika saya menceritakan Indonesia adalah negara muslim dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dengan 17.000 pulau dan beragam etnis dan agama, ke-Bhineka-an kita bukan jadi penghalang kita menjadi negara demokrasi. Dan sekaligus bisa membangun perdamaian dan toleransi. Kenapa hal itu bisa terjadi, sekali lagi karena kita memiliki Pancasila.

Hadirin sekalian yang saya hormati,
Sekali lagi, sebagai bangsa kita harus bersyukur, kita mempunyai Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, yang digali oleh Bapak Bangsa Bung Karno. Pancasila yang sejak kelahirannya tanggal 1 Juni 1945, mengalami perkembangan hingga menghasilkan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dan disepakati menjadi rumusan final pada tanggal 18 Agustus 1945. Dengan dasar negara Pancasila, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak optimis. Kita harus optimis menyongsong masa depan, kita harus percaya diri bahwa kita bisa mengatasi semua permasalahan yang ada dalam menuju kemajuan. Bahwa kita bisa memenangkan kompetisi global sebagai negara pemenang.

Kita juga harus selalu mengingat apa yang disampaikan Bung Karno di depan Sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Bung Karno mengatakan, “gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua. Keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama.” Itulah syarat utama untuk maju menjadi pemenang yaitu gotong royong.

Hadirin sekalian,
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia, dari generasi ke generasi. Pancasila harus diamalkan, Pancasila harus menjadi ideologi yang bekerja, Pancasila harus dijaga kelanggengannya. Maka, dengan mengucap syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, dengan Keputusan Presiden tanggal 1 Juni ditetapkan diliburkan dan diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Transkrip Pidato Terbaru