Promosi Pariwisata Labuan Bajo dalam Balutan KTT Ke-42 ASEAN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 Mei 2023
Kategori: Opini
Dibaca: 3.725 Kali

Suasana Pembukaan KTT ke-42 ASEAN, di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Rabu (10/05/2023). (Foto: SEAN2023 Host Photographer)

Oleh: Amanda Nisrina Abtadi*) & Kurniawati**)

Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Labuan Bajo adalah salah satu destinasi pariwisata yang berada di kawasan Indonesia timur, tepatnya di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain dapat melihat komodo, hewan endemik yang ada di wilayah tersebut, para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo juga dimanjakan oleh keindahan alam dan kekayaan budaya lokal yang memesona. Tak ayal, destinasi ini menjadi pilihan banyak pelancong baik dari dalam maupun luar negeri.

Penetapan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mengoptimalkan potensi pariwisata di wilayah tersebut dan sekitarnya. Sejalan dengan penetapan tersebut, berbagai transformasi pun dilakukan pemerintah untuk mendukung DPSP Labuan Bajo. Tujuh arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas (ratas) di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo pada 20 Januari 2020 menjadi tonggak percepatan transformasi kawasan ini. Tujuh arahan tersebut adalah penataan kawasan; peningkatan infrastruktur; penyiapan sumber daya manusia (SDM), partisipasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta penguatan konten lokal; penanganan sampah; ketersediaan air baku; keamanan wisatawan; dan promosi terintegrasi.

Sebagai implementasi dari tujuh arahan tersebut, sejumlah program telah dilakukan pemerintah, didukung oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya, guna mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Berbagai penataan di kawasan wisata seperti kawasan marina, Kampung Ujung, Puncak Waringin, Goa Batu Cermin, hingga Pulau Rinca telah membuat lanskap Labuan Bajo menjadi lebih tertata dan tentu saja semakin memikat. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur seperti jalan, bandar udara, hingga pelabuhan juga telah dilakukan untuk mendukung aksesibilitas dan konektivitas Labuan Bajo. Guna meningkatkan ketersediaan air baku pemerintah juga telah membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Wae Mese II, sedangkan untuk pengelolaan sampah pemerintah membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Warloka. Upaya peningkatan SDM dan UMKM juga dilakukan pemerintah, di antaranya melalui berbagai pelatihan dan fasilitasi kredit bagi pelaku usaha.

Transformasi Labuan Bajo tentunya diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke wilayah tersebut, yang akan berdampak pada pergerakan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, sejalan dengan percepatan penataan dan pengembangan kawasan dan infrastruktur serta peningkatan kapasitas SDM dan keterlibatan UMKM, pemerintah juga mendorong upaya promosi yang terintergasi, di antaranya melalui penyelenggaraan berbagai event berskala lokal maupun internasional. Pada tahun 2022, pemerintah mempromosikan Labuan Bajo kepada dunia dengan menjadikannya sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan rangkaian pertemuan G20 dan side event G20. Selain itu, Labuan Bajo juga menjadi tuan rumah pertemuan Asia International Water Week Ke-2. Tahun 2023, giliran para pemimpin ASEAN yang diajak Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Labuan Bajo untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN.

Promosi Labuan Bajo dalam Balutan KTT Ke-42 ASEAN
Dalam keterangan pers usai ratas di Labuan Bajo pada Januari 2020 silam, Presiden Jokowi menyatakan bahwa pemerintah menyiapkan Labuan Bajo sebagai tuan rumah pertemuan G20 dan KTT ASEAN. Bersama Jakarta, Labuan Bajo menjadi tuan rumah KTT ASEAN tahun 2023 di bawah keketuaan Indonesia yang mengusung tema ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’. Dalam kesempatan terpisah, Presiden menyampaikan bahwa pemilihan Labuan Bajo merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mempromosikan potensi pariwisata yang ada di wilayah tersebut dan sekitarnya. Momentum menjadi tuan rumah ini juga sebuah kesempatan emas untuk memperkenalkan produk Labuan Bajo dan NTT, khususnya ekonomi kreatif dan UMKM.

Rangkaian kegiatan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo digelar pada tanggal 9 hingga 11 Mei 2023. Pertemuan ini dihadiri oleh para pemimpin negara ASEAN, yaitu Presiden RI Joko Widodo selaku tuan rumah, Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen, PM Laos Sonexay Siphandone, PM Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand R. Marcos Jr., Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Pham Minh Chinh, serta PM Timor Leste Taur Matan Ruak. PM Thailand Prayut Chan-o-cha, yang tidak hadir karena negara tersebut akan menyelenggarakan pemilu, diwakili Deputi PM Thailand Don Pramudwinai. Sedangkan Myanmar, sesuai dengan kesepakatan para pemimpin ASEAN sebelumnya, yang diundang adalah dari non-political level.

Upaya pemerintah mempromosikan Labuan Bajo dalam balutan KTT ke-42 ASEAN sangat jelas terlihat dalam rangkaian pertemuan para pemimpin ASEAN tersebut. Sejak kedatangan hingga kepulangan, para peserta KTT disuguhkan berbagai pesona Labuan Bajo seperti pemandangan alam, kuliner, kesenian, kerajian tangan, serta produk kreatif dan UMKM lainnya. Berikut adalah sejumlah upaya promosi tersebut.

Pertama, kawasan Marina Labuan Bajo. KTT ke-42 ASEAN dihelat di Hotel Meruorah yang berlokasi di kawasan Marina Labuan Bajo. Di sini, para peserta KTT disuguhi pemandangan indah kawasan Marina Labuan Bajo. Kawasan di tepi pantai yang dikelilingi pemandangan bukit dan laut yang memesona ini merupakan ruang terbuka dan ruang aktivitas kreatif bagi masyarakat dan wisatawan.

Kedua, kapal pinisi. Dari ruang pertemuan, para peserta juga dapat melihat sebuah kapal pinisi berbalut aksen logo ‘ASEAN Indonesia 2023’. Jenis kapal tradisional Indonesia, yang telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda oleh UNESCO ini, merupakan salah satu daya tarik wisawatan di Labuan Bajo. Sore hari usai pertemuan, Presiden dan Ibu Iriana Jokowi juga mengajak para pemimpin negara ASEAN beserta pendamping untuk melepas penat di atas Kapal Pinisi Lako Di’a yang berlayar mencari sudut terbaik Laut Flores di Labuan Bajo untuk menikmati momen matahari tenggelam. Terlihat para penumpang kapal berbincang santai dan akrab. Para penumpang juga terlihat sangat menikmati perjalanan, usai menjalani agenda yang padat di hari pertama KTT ke-42 ASEAN. Petikan dawai sasando oleh pemusik NTT pun turut mengiringi perjalanan yang penuh rasa kekeluargaan tersebut.

Ketiga, tenun songke. Pada hari kedua KTT, para pemimpin negara ASEAN tampak mengenakan baju tenun songke Manggarai. Songke merupakan tenun khas masyarakat Manggarai yang tinggal di sisi barat Pulau Flores. Tenunan ini harus dikenakan pada acara-acara adat, seperti saat kenduri (penti), membuka ladang (randang), hingga saat musyawarah (nempung). Kain tenun ini umumnya berwarna dasar hitam, sedangkan warna benang untuk sulam umumnya warna-warna yang mencolok, seperti merah, putih, oranye, dan kuning. Setiap motif mengandung arti dan harapan dari masyarakat Manggarai dalam hal kesejahteraan hidup, kesehatan, dan hubungan baik antara manusia dan sesamanya, manusia dengan alam, maupun dengan Sang Pencipta.

Keempat, tempat wisata. Salah satu destinasi wisata yang menjadi lokasi pendukung KTT ke-42 ASEAN adalah Puncak Waringin. Kawasan yang didesain sebagai creative hub bagi para pelaku ekonomi kreatif di Labuan Bajo dan juga NTT ini menjadi tempat Ibu Iriana Jokowi mempromosikan Labuan Bajo kepada para  pendamping pemimpin negara ASEAN. Di tempat tersebut, Ibu Iriana mengajak mereka untuk menyaksikan demo menganyam dan menenun kain khas NTT. Selain itu, Ibu Iriana juga mengajak para pendamping untuk melihat sejumlah aktivitas berbasis budaya, di antaranya tarian Dundundake, permainan tradisional Rangku Alu, hingga persembahan sejumlah lagu daerah NTT. Tak ketinggalan, sejumlah produk UMKM NTT mulai dari kerajinan tangan hingga makanan khas NTT juga turut diperkenalkan oleh Ibu Negara. Sejumlah tempat wisata lainnya yang telah direvitalisasi pemerintah, seperti Goa Batu Cermin, Pulau Rinca, dan Marina Labuan Bajo, juga turut menyambut kehadiran para delegasi ASEAN.

Kelima, gastronomi. KTT ke-42 ASEAN juga dimanfaatkan pemerintah untuk memperkenalkan beragam aset gastronomi atau hidangan Labuan Bajo dan nusantara kepada dunia melalui para peserta KTT. Presiden Jokowi menjamu para pemimpin ASEAN dalam jamuan makan malam bertema ‘the Taste of Archipelago Sea’ yang menyuguhkan berbagai aneka makanan laut. Ikan kuah asam dan menu lainnya yang disiapkan oleh Chef Arnold Purnomo merepresentasikan Labuan Bajo sebagai satu dari DPSP dengan keunikan sumber daya maritim seperti pantai dan pulau-pulau kecil lainnya. Makanan khas NTT khususnya Labuan Bajo yang juga turut diperkenalkan pada delegasi pertemuan, antara lain, kopi Manggarai, rumpu rampe, jagung bose, serta kompiang.

Keenam, produk UMKM lainnya. Penyelenggaraan pertemuan ASEAN di Labuan Bajo juga dimeriahkan dengan gelaran expo produk UMKM di sejumlah titik, antara lain, Gua Batu Cermin, Lapangan Waikusambi, serta Marina Labuan Bajo. Berbagai suvenir dan produk kreatif lainnya di jejeran lapak UMKM siap menarik minat para delegasi ASEAN.

Penyesalan Delegasi KTT Ke-42 ASEAN
Upaya pemerintah untuk mempromosikan Labuan Bajo ternyata berbuah penyesalan dari delegasi KTT. Hal tersebut diungkapkan oleh delegasi Singapura kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno. Delegasi tersebut, kata Sandi, mengaku menyesal karena tidak dapat tinggal lebih lama untuk menikmati keindahan alam dan kekayaan budaya Labuan Bajo.

Senada, para pemimpin negara ASEAN dan pendamping juga mengaku terpikat dengan pesona Labuan Bajo. Presiden Filipina, Ferdinand R. Marcos Jr. beserta istri, mengatakan Labuan Bajo memiliki pemandangan nan indah dan romantis. Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, yang baru pertama kali mengunjungi NTT, menyampaikan bahwa NTT jauh lebih indah saat dilihat secara langsung dibandingkan melalui foto. PM Lee juga menyatakan niatnya untuk kembali mengunjungi NTT di masa depan untuk menyelam maupun melihat komodo. Pangeran Abdul Mateen dari Brunei Darussalam yang mendampingi ayahnya juga mengaku sangat menikmati kunjungan pertamanya ke Labuan Bajo. Abdul Mateen juga sangat optimistis KTT ASEAN ini akan menarik lebih banyak orang untuk datang ke Labuan Bajo. Sejumlah pemimpin ASEAN dan pendamping juga turut membagikan momen saat di Labuan Bajo melalui akun media sosial masing-masing, seperti PM Kamboja, PM Malaysia, Presiden Marcos, serta PM Lee.

Menparekraf menyampaikan, pihaknya melakukan survei internal untuk mengetahui respons para delegasi terhadap gelaran KTT. Sebanyak 64 persen responden menilai KTT ke-42 ASEAN terselenggara dengan baik, kemudian sebanyak 87,6 persen responden mengatakan keinginan untuk berkunjung kembali ke Labuan Bajo, dan 80 persen responden siap merekomendasikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata saat ke Indonesia. Hal ini tentu saya merupakan indikasi keberhasilan promosi pariwisata Labuan Bajo dalam balutan KTT ke-42 ASEAN.

Sejalan dengan antusiasme para delegasi, pesona Labuan Bajo dalam balutan KTT ke-42 ASEAN juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina mengungkapkan antusiasme masyarakat Labuan Bajo untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan KTT sangat tinggi, terutama saat pelaksanaan side event seperti Pesta Rakyat Labuan Bajo Street Carnival dan Festival Goa Batu Cermin. Shana menambahkan, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menjual produknya dengan lebih banyak dan memasarkan ke anggota delegasi. Kehadiran Tourist Information Center yang disiapkan pemerintah bersama sejumlah asosiasi juga meningkatkan penjualan paket wisata untuk para delegasi yang sengaja memperpanjang kunjungan usai KTT.

Tak Hanya Berhenti di KTT Ke-42 ASEAN
Penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN diakui sebagai langkah strategis dan cerdas pemerintah untuk mempromosikan wisata Indonesia, khususnya Labuan Bajo. Hal tersebut dinyatakan oleh peneliti senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso. Ia juga meyakini upaya ini akan meningkatkan citra positif pariwisata Indonesia yang pada gilirannya akan meningkatkan minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung.

Di sisi lain, kesuksesan penyelenggaraan KTT juga mengindikasikan bahwa Labuan Bajo tidak hanya berpotensi memikat para wisatawan yang hendak melihat komodo, menikmati pemandangan alam, atau menyelam saja, tetapi juga berpotensi sebagai destinasi meeting, incentive, convention, and exhibition atau MICE. Labuan Bajo diyakini siap untuk menyelenggarakan ­event-event kelas dunia seperti pertemuan G20 dan KTT ASEAN.

Kedatangan para peserta MICE tersebut tentunya akan mendorong geliat perekonomian di kawasan itu. Pesona keindahan alam dan budaya Labuan Bajo diharapkan dapat memberikan kesan tersendiri bagi para peserta MICE sehingga tertarik untuk tinggal lebih lama atau kembali mengunjungi Labuan Bajo di masa yang akan datang. Dan, dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang ke Labuan Bajo diharapkan dapat lebih memperkokoh posisi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata dan MICE global.

Namun, untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia tersebut, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah yang harus dituntaskan secara bersama-sama oleh pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya. Pekerjaan rumah tersebut antara lain:

Pertama, peningkatan dan pengembangan infrastruktur pendukung. Pembangunan infrastruktur pendukung DPSP Labuan Bajo telah masif dilakukan terutama pascaarahan Presiden Jokowi pada Ratas di Labuan Bajo di awal tahun 2020 silam. Hal tersebut perlu terus ditingkatkan tak hanya oleh pemerintah tapi juga sektor usaha. Fasilitas seperti Golo Mori Convention Center (GMCC) yang tengah dikembangkan oleh Indonesia Tourism Development Center (ITDC) dapat diperbanyak untuk mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi MICE kelas dunia. Tak kalah pentingnya, keberadaan hunian bertaraf internasional juga perlu terus dipacu mengingat saat ini jumlah hunian tersebut belum memadai.

Kedua, peningkatan konektivitas dan aksesibilitas. Sebagai destinasi pariwisata yang menargetkan pengunjung domestik dan mancanegara, Labuan Bajo hendaklah dapat diakses dengan mudah baik melalui moda transportasi darat, laut, dan udara. Oleh karena itu, peningkatan dan pengembangan bandar udara (bandara), pelabuhan, dan infrastruktur jalan perlu terus dilakukan. Peran penyedia jasa transportasi untuk membuka rute langsung ke Labuan Bajo dari luar negeri juga sangat diperlukan untuk meningkatkan minat wisatawan.

Ketiga, peningkatan promosi secara komprehensif. Upaya pemerintah untuk menggelar MICE seperti pertemuan G20, KTT ASEAN, serta Asia International Water Week di Labuan Bajo adalah langkah yang tepat untuk dapat meningkatkan kunjungan ke kawasan tersebut dan sekitarnya. Ke depannya, upaya promosi destinasi pariwisata ini perlu terus digencarkan hingga ke mancanegara, melalui kolaborasi pemerintah, pelaku usaha pariwisata, serta stakeholder lainnya. Selain itu, peran sektor swasta juga sangat diharapkan untuk dapat menggelar berbagai event MICE di Labuan Bajo.

Tidak dipungkiri Labuan Bajo sebagai sebuah destinasi pariwisata super prioritas menyimpan beragam pesona dan potensi. Pelaksanaan KTT ke-42 ASEAN di destinasi ini adalah salah satu upaya promosi yang dilakukan pemerintah dan  telah berhasil menggaungkan pesona Labuan Bajo ke kancah dunia. Ke depan, dengan pengelolaan dan pengembangan serta promosi yang tepat dan berkelanjutan pesona dan potensi Labuan Bajo akan memberikan dampak yang semakin signifikan terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan juga nasional.

——

*) Mahasiswa pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nasional
**) Pranata Humas Ahli Muda pada Asisten Deputi Bidang Humas dan Protokol, Sekretariat Kabinet


Referensi:
Hari Kedua KTT ke-42 ASEAN, Para Pemimpin Kenakan Tenun Songke Manggarai
Ibu Iriana Ajak Para Pendamping Pemimpin ASEAN Melihat Aktivitas Berbasis Budaya NTT
KTT ASEAN di Labuan Bajo langkah strategis promosikan wisata Indonesia
Kuliner Labuan Bajo
Lezatnya Menu Gala Dinner KTT ASEAN, Ini Konsepnya!
Momen Presiden Jokowi Ajak Pemimpin ASEAN Berlayar dan Nikmati Senja
Para Pemimpin ASEAN Jatuh Cinta dengan Keindahan Labuan Bajo
Peninjauan Kesiapan Penyelenggaraan KTT ASEAN, di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur,  7 Mei 2023
Pinisi, art of boatbuilding in South Sulawesi
Presiden Jokowi Gelar Jamuan Santap Malam bagi Para Pemimpin ASEAN
Presiden Jokowi Sambut Pemimpin ASEAN di Labuan Bajo
Puji Alam Labuan Bajo, Delegasi Singapura Sesalkan Tak Bisa Tinggal Lebih Lama
Siaran Pers: Menparekraf: KTT ASEAN Berdampak Positif pada Perekonomian Masyarakat Labuan Bajo
Transkrip Pengantar Rapat Terbatas Pengembangan Destinasi Pariwisata Labuan Bajo, 20 Januari 2020, Di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Transkrip Keterangan Pers setelah Rapat Terbatas Pengembangan Destinasi Pariwisata Labuan Bajo, 20 Januari 2020, Di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tujuh Arahan Presiden dan Transformasi Labuan Bajo Sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Opini Terbaru